Sukuk (Ilustrasi)
Sukuk (Ilustrasi)

Jakarta, Aktual.com — Mulai tahun ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memfokuskan untuk menggenjot industri keuangan syariah. Di ranah pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga terus memfasilitasi.

Langkah ini pun, didukung oleh anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yaitu PT Mandiri Sekuritas dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Namun demikian, masih ada kendala yaitu perlu ada sosialisasi yang lebih masif lagi kepada masyarakat.

Direktur Utama Mandiri Sekuritas, Abiprayadi Riyanto mengatakan, saat ini kebutuhan masyarakat muslim terhadap investasi di pasar modal terus mengalami peningkatan. Hal ini relevan dengan jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 90 persen dari total populasi.

Namun memang, masyarakat sendiri masih perlu disosialasi lebih lanjut agar mereka bisa lebih memahami.

“Iya pasti sosialisasi itu harus terus dilakukan. Tapi memang pemahaman masyarakat akan pentingnya bermualamah secara syar’i juga sudah mulai meningkat,” tandas Abipriyadi, di Jakarta, Jumat (4/3).

Majelis Ulama Indonesia sendiri melalui Dewan Syariah Nasional (DSN) telah mengeluarkan fatwa yang mengakomodasi masyarakat untuk berinvestasi saham sesuai syariat Islam.

Aturan tersebut melalui Fatwa DSN No. 40/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal serta Fatwa DSN No. 80/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa efek.

Dia kembali mengingatkan, potensi tersebut harus diimbangi dengan peningkatan edukasi dan sosialisasi terkait investasi berbasis syariah. “Selama ini belum ada edukasi dan sosialisasi yang intensif mengenai investasi di produk syariah,” dia mengakui.

Dengan demikian, jelas dia, saat ini pihaknya bersama Bank Syariah Mandiri tengah fokus beraliansi memperluas jangkauan layanan investasi saham. Saat ini, kata Abiprayadi, Mandiri Sekuritas memiliki 50 ribu nasabah yang sebesar 84 persen merupakan investor berusia 18-45 tahun.

Direktur BSM, Edwin Dwidjajanto menambahkan, saat ini BSM memiliki enam juta rekening dan sebanyak 11 ribu di antaranya merupakan nasabah prioritas.

“Dari jumlah tersebut, kami sudah berhasil mencetak dua ribu investor dari total nasabah prioritas,” tutur Edwin, di Jakarta, Jumat (4/3).

Dia menambahkan, bicara jumlah rekening dana nasabah (RDN) syariah saat ini ada sebanyak 2.256 rekening. Di tahun ini pihaknya menargetkan seribu investor.

Hingga kini, jumlah nasabah BSM yang menjadi investor sebanyak 4.908 investor. “Diversifikasi aset ke pasar modal itu perlu, maka harus ada instrumen lain. Sekarang produk investasi syariah kami ada asuransi AXA sukuk, reksa dana dan juga emas,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan