Data riset dari International Data Corporation menunjukkan, transaksi ecommerce di Indonesia tahun 2016 lalu sudah mencapai US4 651,7 juta (sekitar Rp 8,7 triliun) dan diperkirakan terus akan naik seiring perkembangan ekonomi nasional dan tren perubahan gaya hidup online. Dalam kalkulasi IDC, pasar ecommerce di Indonesia pada 2020 akan bisa mencapai US$ 1,8 miliar atau lebih dari Rp 20 triliun.

“Kami ingin bersinergi dengan para pengelola ecommerce dan mengembangkan pasar ecommerce di Indonesia bersama-sama. Karena itu kami serius berinvestasi mengembangkan cabang hingga ke seluruh pelosok kecamatan di Indonesia, investasi ratusan armada mobil dan teknologi, sehingga pelanggan kami dari kalangan perusahaan ecommerce bisa lebih fokus pada pekerjaan branding dan marketing produk yang mereka jual.”

Salah satu dukungan solusi yang diberikan SAP Express kepada kalangan dunia ecommerce ialah pada aspek pembayaran yang selama ini menjadi tantangan terbesar. Bukan rahasia lagi, masih banyak segmen masyarakat Indonesia yang belum percaya dengan cara beli online karena takut barang pesanan tak dikirim sementara mereka sudah mentransfer uang.

SAP Express menjembatani problem ini dengan memberikan service pengiriman yang bisa sekaligus melakukan pembayaran di tempat (cash on delivery atau COD) sehingga konsumen makin percaya dengan perusahaan ecommerce. “Dunia ecommerce butuh dukungan layanan COD dari perusahaan pengantaran seperti kami. Investasinya cukup mahal, wajar kalau hanya satu atau dua perusahaan pengiriman independen yang mampu memberikan layanan COD ini,” kata Budiyanto.

Budiyanto melanjutkan, salah satu keunggulan SAP Express, didukung teknologi canggih untuk memperkuat pelayanan. Termasuk teknologi untuk tracking dan handling paket yang diantar. SAP Express merupakan perusahaan pengantaran paket yang pertama memelopori pemakaian handset dan aplikasi android bagi lebih dari 2.100 armada kurir dan pelanggannya sehingga memudahkan mobilitas kerja dan tracking paket.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu