Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) sepertinya juga berkeinginan agar harga bahan bakar minyak (BBM) diturunkan mengingat harga minyak dunia juga sedang turun.
Dengan penurunan harga BBM, akan menggenjot daya beli masyarakat. Sehingga pada akhirnya inflasi yang ditargetkan baik oleh BI maupun pemerintah juga dapat serendah mungkin.
“Inflasi 2016 bisa lebih rendah lagi jika minyak dunia yang saat ini sedang turun disesuaikan dengan penurunan harha BBM,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Kebiajkaan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat (26/2).
Menurut Juda, karena penyesuaian harga BBM itu perubahannya sangat signifikan pada laju inflasi. Yang selama ini sangat bergantung pada naik-turunnya harga BBM.
“Itu (penurunan harga BBM) dampaknya besar ke inflasi inti dan volatile food,” tandas Juda.
Sehingga dengan terjadinya penurunan minyak dunia dan kembali disesuaikan dengan kebijakan penurunan harga BBM, inflasi bisa di bawah 4 persen. “Kalau hitungan kami, harga minyak dunia US$37 per barel, maka inflasinya (2016) sangat mungkin sebesar 4 persen atau lebih kecil lagi,” ujarnya.
Apalagi untuk harga-harga pangan di Februari relatif lebih stabil dibanding bulan Januari lalu. Kondisi ini membuat hingga akhir Februari akan mengalami deflasi sebesar 0,13 persen (secara month to month).
“Harga pangan yang di Januari terjadi volatile food, dimana harga-harga masih tinggi. Tapi di Februari mulai terkendali,” imbuh dia.
Menurut Juda, data itu berdasar hasil survei mingguan Bank Indonesia, hingga pekan ketiga Februari 2016 yang menyebutkan laju Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,13 persen.
“Memang musimannya, kalau di triwulan pertama tidak ada kebijakan ekstrem terkait BBM atau harga pangan, biasanya inflasi relatif rendah,” tuturnya.
Meski begitu, secara umum dihitung dari tahun kemarin masih terjadi inflasi sebesar 4,38 persen (secara year on year).
Ia juga berharap, pada Maret mendatang laju inflasi berada pada tren penurunan yang tetap berada pada sasaran BI di kisaran 4 persen plus minus 1 persen. “Kalau nanti semua terjaga, stok beras Maret juga bisa terjaga, mudah-mudahan inflasi rendah,” imbuhnya.
Ketersediaan pasokan beras, kata dia, merupakan persoalan yang harus diperhatikan, agar tidak menjadi pemicu kenaikan inflasi. “Kalau stok terjaga, inflasinya terjaga juga, kecuali stok kurang. Memang persoalan stok ini harus terus dijaga,” pungkas dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan