“Jadi kita melihat penurunan daya beli ini sudah mengkhawatirkan. Karena sampai saat ini bukan hanya ritel, tapi sektor properti, semen, dan otomotif (mobil) juga menurun. Karena kita itu saling lihat-lihatan (antar pengusaha). Ternyata saat Lebaran kemarin itu minus. Padahal sebelumnya belum pernah minus,” papar Tutum.

Menurutnya, pemerintah tak bisa menganggap enteng penurunan daya beli ini. Apalagi, kata dia, pihaknya sudah mewanti-wanti ke pemerintah bahwa penurunan daya beli sudah terjadi sejak tiga tahun lalu.

“Dari dulu saya sudah sampaikan ada pelemahan itu. Tapi tidak didengar. Dan makin parah terjadi di 2016 sampai saat ini,” keluh dia.

Bahkan penurunan daya beli, kata dia, juga dialami oleh para konsumen rokok. Mereka yang biasanya mebeli di modern trade beralih ke general trade. “Artinya mereka yang beli rokok itu bukan lagi bungkusan tapi kembali ketengan. Ini saya sudah cek semua,” kata dia.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby