Lebak, aktual.com – Durian Badui yang kini memadati kios pedagang di Kabupaten Lebak ternyata dapat mendongkrak ekonomi masyarakat mulai pemilik buah, pemetik buah, buruh panggul, pengemudi hingga pedagang pengecer.
“Kita terus mendorong petani Badui agar mengembangkan perluasan tanaman durian juga meningkatkan kualitasnya,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Minggu (26/1).
Petani Badui saat ini memasok buah durian ke sejumlah pedagang pengecer di Rangkasbitung dan sekitarnya hingga ratusan ribu buah menyusul tibanya panen pada Januari sampai Februari.
Selain itu juga dipasok ke berbagai daerah di Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat dengan menggunakan angkutan truk.
Panen buah durian Badui itu, tentu menyerap tenaga kerja juga membawa berkah bagi pemetik buah, pedagang, buruh panggul hingga pengemudi.
Perguliran uang hasil penjualan buah durian Badui menyumbangkan pendapatan ekonomi cukup besar.
Karena itu, pemerintah daerah mendorong petani Badui memperluas pengembangan tanaman perkebunan durian tersebut, karena memberikan dampak pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Selama ini, kelebihan durian Badui memiliki kualitas dan tidak kalah dengan durian montong atau hepe.
Buah durian Badui memiliki khas buahnya tebal dan warna putih,serta beraroma dan cukup manis.
Disamping itu juga harganya relatif terjangkau masyarakat berkisar antara Rp50.000 sampai Rp100.000/buah.
Buah duriah Badui itu bisa mencapai 500 sampai 800 buah per pohon, sehingga menguntungkan pendapatan petani.
“Kami optimistis ke depan buah durian bisa menembus pasar ekspor,” katanya menjelaskan.
Rohim, seorang pedagang pengecer di Jalan Gang Kibun Rangkasbitung mengaku bahwa dirinya setiap panen durian Badui bisa menyerap tenaga kerja hingga 50 orang dan bisa menghasilkan pendapatan sebesar Rp120.000/hari.
“Kami hari ini menerima buah durian Badui sebanyak dua mobilĀ pickĀ up senilai Rp120 juta,” katanya.
Berdasarkan pantauan, sejumlah ruas jalan di Kota Rangkasbitung dipadati pedagang buah durian Badui dan terlihat di Jalan Multatuli, RA Kartini, IR Juanda, Swatantra, Stasiun, Lingkar Selatan dan sekitarnya.
“Kami merasa senang jika musim durian bisa berjualan dan bisa mendapatkan pendapatan bagi keluarga,” kata Pepen, seorang pedagang durian di Jalan RA Kartini hingga omzet mencapai Rp20 juta/hari.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto