Semarang, Aktual.com – Festival durian di Semarang, Jawa Tengah, dipenuhi oleh para pengunjung. Mereka yang datang umumnya merupakan penggila buah durian.

Festival durian itu digelar halaman kantor Kecamatan Mijen, Semarang, yang digelar sejak Sabtu (23/1) hingga Minggu (24/1). Festival tersebut diberinama “Festival Durian Mijen”.

Pengunjung yang datang merupakan dari berbagai daerah, dalam acara yang rutin digelar setiap tahunnya.

Dari sekian banyak varietas durian yang ada difestival tersebut, varietas durian Kholil adalah yang paling banyak diminati pengunjung.

Varietas durian Kholil, memiliki rasa khas yakni manis. Pengunjung rela merogoh kocek ratusan ribu rupiah hanya ingin menenteng duren Kholil ke rumah masing-masing. Pengunjung tak sekedar mencicipi saja, melainkan menyantap hingga kenyang.

Sekitar 1.700 pohon dipanen panitia guna memasok acara tersebut. Hampir sebagian besar durian varietas Kholil mendominasi stand-stand acara tersebut.

Dalam acara tersebut juga dimeriahkan lomba makan durian tercepat, dan lomba makan buah rambutan. Lomba makan durian menjadi tujuan pengunjung. Tercatat, jumlah peserta lomba makan durian hampir 108 orang. Mereka saling berkompetisi menghabiskan buah durian dengan durasi waktu 3 menit. Rata-rata buah durian yang disuguhkan peserta memiliki berat di atas 5 kilogram.

Juara pertama dan kedua untuk kategori durian terbesar disabet oleh Turino. Pria yang setiap hari bermata pencaharian sebagai petani asal Mijen menghabiskan durian seberat 5,3 kilogram.

Joko Susanto, peserta makan durian asal Semarang protes terhadap panitia. Menurutnya, sistem penilaian oleh juri dilakukan tidak fair. Mestinya lomba makan durian yang semestinya dinilai juara berdasarkan jumlah hitungan biji buah dan waktu, namun dihitung memakai jumlah buah.

Kendati demikian, dikecewakan sejumlah peserta makan durian tercepat. Dirinya bersama tiga rekannya meminta agar pelaksanaan lomba makan durian ke depan digelar secara fair. “Sebab, pada sesi pertama pemenang juara pertama hanya memakan sekitar enam buah yang dihitung dari bijinya. Sementara, kami rata-rata dapat 20-an isi buah. Panitia tidak adil,” tegas dia di lokasi festival, Minggu.

Ia berharap kritik peserta menjadi masukan pada lomba tahun mendatang. “Kami kecewa kalau hanya sistem hitung perbuah, bukan masalah menang atau kalah, tapi masalah sportifitas dan transparansi panitia,” tandas Joko, warga Pamularsih Barat 1 kelurahan Bojongsalaman, Semarang Barat.

Sementara, bagi pengunjung umum yang tak mengikuti lomba makan durian disediakan durian dengan dipatok tidak lebih dari Rp150 ribu. Sedangkan, untuk durian montong dipatok seharga Rp40 kilogram.

Diketahui, pembukaan pesta durian tahun ke-tiga itu secara langsung dihadiri Penanggungjawab Walikota Semarang Tavip Supariyanto, dan Wakil Wawalkot terpilih, Hevearita GR dan petinggi Pemkot Semarang.

Artikel ini ditulis oleh: