Jakarta, Aktual.com – Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, mengungkapkan upaya media Barat dalam mengubah narasi konflik Palestina-Israel. Boroujerdi menegaskan bahwa media Barat berusaha menciptakan framing bahwa Palestina yang melakukan invasi, sementara Israel menjadi korban.
“Mereka (negara Barat) ingin membuat framing bahwa yang melakukan invasi adalah Palestina dan yang menjadi korban adalah rezim Zionis Israel,” kata Boroujerdi di kediamannya di Jakarta, Selasa (31/10).
Menurutnya, krisis di Palestina sudah berlangsung puluhan tahun sejak rezim Israel menduduki wilayah Palestina. Ia menilai penting untuk melihat konflik ini dalam konteks sejarah yang lebih panjang, bukan hanya sejak Operasi Badai Al-Aqsa pada 7 Oktober.
“Salah satu hal yang bisa dianggap kesalahan adalah jika kita menganggap krisis di Palestina terjadi sejak beberapa pekan lalu, sejak Operasi Badai Al-Aqsa. Masalah ini dimulai sejak puluhan tahun yang lalu,” katanya.
Boroujerdi menyoroti fakta yang diakui oleh PBB bahwa Palestina diduduki oleh Israel, dan pembelaan hak oleh bangsa Palestina adalah sah. Ia juga mengkritik rezim Israel, menyebut tujuan utamanya adalah genosida dengan niat melakukan pembunuhan massal di Palestina.
Dalam konteks korban, Boroujerdi mengungkapkan angka yang mengkhawatirkan, “Hingga kini 8.500 orang telah menjadi korban di Jalur Gaza Palestina, di mana 70 persen dari korbannya adalah kaum perempuan dan anak-anak.”
“Saat ini sudah lebih dari 4.000 anak dan 2.000 perempuan yang tidak bersenjata dibunuh oleh Israel. Dua puluh lima jurnalis juga gugur di tangan rezim Zionis.” imbuhnya.
Boroujerdi menyoroti pelanggaran rezim Zionis terhadap hukum internasional dan mengapresiasi sikap tegas Pemerintah Indonesia serta dukungan dari lembaga-lembaga Islam, kelompok masyarakat, partai politik, dan gerakan di Indonesia terhadap Palestina.
Artikel ini ditulis oleh:
Jalil