Jakarta, Aktual.com – Presiden Filipina Rodrigo Duterte, menyatakan negosiasi damai dengan Maois yang memimpin pemberontakan dibatalkan, lima bulan setelah keduanya melangsungkan pembicaraan untuk mengakhiri konflik yang berlangsung hampir lima dasawarsa hingga menewaskan lebih dari 40 ribu orang.
Duterte menghentikan gencatan senjata pada Jumat (3/2) waktu setempat, dua hari setelah Tentara Rakyat Baru (NPA) melakukan hal yang sama.
Dia dibuat jengkel oleh pembunuhan dan penculikan pasukan pemerintahan sejak NPA mencabut kesepakatan gencatan senjata itu.
Pernyataan Duterte menyebutkan bahwa para pimpinan komunis yang oleh pemerintah Filipina dibebaskan sementara agar ikut ambil bagian dalam pembicaraan damai di luar negeri akan kembali dijebloskan ke dalam tahanan.
“Besok saya akan meminta pasukan Filipina untuk melipat tenda-tenda dan pulang ke rumah,” kata Duterte kepada sejumlah wartawan, seperti dilansir dari Reuters, Minggu (5/2).
Hanya saja dia menyarankan agar pintu tidak tertutup rapat.
“Mereka akan menghentikannya, kecuali ada alasan yang cukup kuat…bahwa akan ada manfaatnya bagi kepentingan bangsa ini,” ujarnya menambahkan.
Para juru runding dari kedua belah pihak bertemu di Roma, Italia, guna meningkatkan pembicaraan gencatan senjata, namun gagal karena para pemberontak menuntut pembebasan 400 orang lebih tahanan politik, termasuk seorang pria yang membunuh seorang kolonel Amerika Serikat pada tahun 1989.
Mereka kembali ke Belanda dalam tiga pekan untuk melangsungkan pembicaraan mengenai reformasi di bidang politik, sosial, dan ekonomi, termasuk kesepakatan mengenai gencatan senjata bilateral.
Tentara Rakyat Baru mengakhiri gencatan senjata dengan menuduh pihak militer melakukan pelanggaran atas gencatan senjata melalui pendudukan beberapa area terbatas.
Gencatan senjata tersebut pecah karena lemahnya aturan-aturan yang disepakati.
Pihak militer, NPA, dan sejumlah juru runding dari pihak pemerintah mengharapkan pembicaraan damai bisa dilakukan, namun pernyataan terakhir Duterte menyatakan bahwa dia telah kehilangan kesabaran dalam proses yang dia buat untuk prioritas utama.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: