Jakarta, Aktual.com — Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Maritje Hutapea mengatakan bahwa upaya mendorong peningkatan penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) lebih banyak masalah daripada kesuksesan.

“Pemerintah tidak serius, EBT jauh lebih banyak permasalahan daripada kesuksesan,” kata Maritje di Hotel Neo and Green Savana Centul City Bogor Jawa Barat, Rabu (23/12).

Menurutnya, political will pemerintah tidak serius mendukung peningkatan penggunaan EBT. Solusi efektif adalah mengurangi efek rumah kaca dengan mengunakan EBT, serta mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) dari fosil. Namun dirinya menyayangkan pada tahap realisasi, ada ketidak seriusan dari pemerintah.

“Kenapa tidak bisa diimplementasikan? Kembali political will pemerintah yang tidak serius,” tuturnya.

Dirinya mengakui biaya produksi EBT lebih tinggi sehingga berdampak kepada harga. Jika dibandingkan dengan harga BBM dari fosil maka EBT lebih tinggi, terlebih harganya BBM dari bahan fosil sedang menurun pada skala global.

Akibat harga BBM fosil lebih rendah daripada EBT maka konsumen dan produsen lebih senang menggunakan fosil. Namun hal itu tidak seharusnya menjadi alasan pemerintah untuk tidak mendorong EBT.

“Komitmen pemerintah untuk menekan emisi harus direalisasikan, pemerintah mestinya memberi subsidi terhadap EBT,” pungkas Maritje.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka