Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) akhirnya datang ke gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016). Kedatangan Ahok ke KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras.

Jakarta, Aktual.com – Peneliti Senior Ecosoc Right Sri Palupi, mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam kepemimpinannya, sangat memusuhi warganya sendiri, terutama mereka yang tergolong kalangan menengah kebawah.

“Kalau (Adolf) Hitler musuhnya kaum Yahudi. Ahok ini musuhnya warga miskin. Hak atas kota dirampas,” ucapnya di Sekretariat Lembaga Bantuan Hukum Jakarta (LBHJ), Menteng, Jakarta Pusat, ditulis Jumat (15/4).

Pasalnya, lanjut Palupi, cara Ahok yang doyan menggusur warga miskin dari kota, harusnya juga menjadi kewaspadaan bagi kelas menengah yang mungkin kedepannya tidak lagi bisa tinggal di Jakarta.

“Jakarta tak lagi berwajah kota, kota hakikatnya bersifat pluralisme, jika warga miskin dihilangkan, jelas memperlihatkan fasisme,” tambah Palupi.

Palupi juga mempertanyakan jam kerja Ahok yang habis untuk bertemu para pengusaha, sehingga jarang bertemu dengan warganya sendiri.

“Sekarang berapa kali Ahok bertemu dan datangi warga saat menjabat? Mengapa ia bisa bertemu pengembang setiap bulannya, tetapi warga Jakarta tak pernah ia sambangi? Itu perlu dipertanyakan,” tuturnya.

Sebab itu, dari segala macam bentuk kesewanang-wenangan yang Ahok tunjukkan, Palupi merasa heran hingga saat ini Ahok tak juga dijatuhi hukuman atas perbuatannya yang doyan menyingkirkan orang dari tanah kelahirannya.

“Apa hukuman bagi penguasa yang melanggar HAM dan konstitusi? Ahok sejauh ini adalah figur penguasa bukan pemimpin, pemimpin adalah yang memahami rakyat, bukan berorientasi pada kekuasaan dan jabatan,” pungkas dia.

Artikel ini ditulis oleh: