Jakarta, Aktual.com – Bertepatan dengan Hari Museum Nasional, Edukator Museum Sumpah Pemuda Dwi Nurdadi berharap anak-anak muda tetap berkeinginan untuk mengunjungi museum sebagai bentuk dukungan terhadap museum di Indonesia.

“Kalau anak-anak muda, harapan kami bisa tetap mengunjungi museum. Karena museum itu sangat bergantung pada pengunjung pastinya. Kalau masyarakat enggan, itu museum-museum bisa mati suri gitu,” ungkapnya saat dihubungi ANTARA, Selasa.

“Jadi support yang paling baik untuk museum ya kunjungi museum-museum yang ada di Indonesia. Baik secara virtual maupun yang sudah buka bisa dikunjungi secara langsung gitu,” lanjutnya.

Selama masa pandemi COVID-19, Dwi menjelaskan bahwa Museum Sumpah Pemuda telah mengalami penurunan jumlah pengunjung sebanyak 90 persen.

“Kalau pengunjung museum hampir 90 persen mengalami penurunan ya. Karena kita kan mengikuti PPKM. Kalau data tahun 2019, itu sekitar 30.000 pengunjung setahun kurang lebih (sebelum pandemi),” jelas Dwi.

“Sampai hari ini pun Museum Sumpah Pemuda masih tutup. Jadi kita dari awal tahun saja, Januari sudah di tutup lagi kan waktu itu. Jadi menurun drastis kalau kunjungan langsung,” tambahnya.

Meskipun demikian, Dwi mengungkapkan bahwa saat ini antusias pengunjung museum pun masih tinggi sebab banyak masyarakat yang sudah menanyakan kapan Museum Sumpah Pemuda akan kembali dibuka. Namun, pihak sekolah rata-rata masih takut untuk melakukan kunjungan langsung ke museum.

“Kalau kunjungan langsung sebenarnya masyarakat itu sudah banyak yang menanyakan kapan buka. Itu menunjukkan kalau keinginan untuk datang ke museum sudah cukup tinggi. Apalagi di bulan Oktober ya kalau Sumpah Pemuda itu,” ujar Dwi.

“Tapi memang mereka masih banyak yang ragu-ragu terutama sekolah ya. Karena kunjungan Museum Sumpah Pemuda itu kan 80 persen dari sekolah ya. Nah pihak sekolah itu masih belum berani datang. Kalau keluarga, individu, mahasiswa itu rata-rata sudah ingin berkunjung,” imbuhnya.

(Shavna Dewati Setiawan | ANTARA)

Artikel ini ditulis oleh:

Aktual Academy