Holding Energi PGN-Pertamina
Holding Energi PGN-Pertamina

Jakarta, Aktual.com – Analis pasar saham melihat rencana penerapan kebijakan holding energi oleh Menterian BUMN, Rini Soemarno telah memberikan efek negatif yang cukup besar. Apalagi pasar sudah melihat kinerja Pertamina yang notabene memiliki utang dengan jumlah yang tidak sedikit.

Untuk itu holding energi yang mencaplok PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk kedalam PT Pertamina (Persero) tersebut perlu ditinjau kembali dan dipertimbangkan secara cermat sebelum menimbulkan ketidakjelasan dan menambah sentimen negatif yang lebih dalam.

“Market tidak ingin nanti setelah ada sentimen negatif di pasar modal, justru merembet ke sektor lain,” kata Analis Saham dari Indosurya, William Surya Wijaya, Jumat (12/8).

Lebih jauh William menjelaskan, untuk pertama kalinya PT PGN mengalami sentimen negatif yang lebih dalam sejak munculnya isu holding yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN. Dari pantauannya, saham PGN anjlok dan kini market cenderung wait and see untuk mengetahui rumor pencaplokan tersebut.

“Pasar tentunya tidak mau ada sentimen susulan dan rembetan gejolak ke sektor lain, apalagi ke ekonomi kita dengan adanya akuisisi ini,” pungkasnya.

Sejalan dengan William, Analis Woori Korindo Securities, Reza Priyambada pun meminta Rini memikirkan ulang niat pencaplokan terhadap PGN, karena kebijakan itu nantinya akan membawa dampak buruk bagi bisnis PGN.

“Seharusnya pemerintah juga harus memikirkan kepentingan korporat yang akan diakuisisi tersebut. Karena Pertamina ini kan belum perusahaan terbuka ya, kemudian juga PGN sejauh ini sahamnya baik-baik saja. Kita khawatir, langkah akuisisi ini akan jadi bumerang di pasar modal, sentimen negatif dimana-dimana meskipun dari sektor rillnya mereka bilang ini menguntungkan,” katanya.

Reza menambahkan, jika dilihat dari segi kinerjapun, PGN juga lebih fokus untuk mengelola gas dan tidak terkonsentrasi ke sektor bisnis lain. Berbeda dengan Pertamina, selain mengelola bahan bakar minyak juga mengelola gas elpiji. Reza berharap agar PGN fokus dengan apa yang sudah menjadi kewajibannya.

“Biarkan mereka (PGN) bertugas di jalurnya, karena mereka selama ini baik-baik saja, malah sudah perusahaan terbuka, tidak seperti Pertamina,” tandasnya. (Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka