Jakarta, Aktual.com — Politikus senior PDI Perjuangan, Effendi Simbolon mengaku heran dengan sikap Presiden Jokowi yang terkesan ‘ngotot’ untuk tetap menjalankan pembangunan mega proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tersebut.

Padahal, bila diperhatikan dari sisi anggaran tidak mencukupi untuk membangun proyek itu. Sementara disisi lain, pemerintah melakukan penghematan anggaran terhadap program yang bersentuhan langsung untuk masyarakat.

“Kita lihat bahwa sisi anggaran tidak cukup, dan sisi kebutuhan sangat tinggi, terlebih presiden ingin fokus di infrastruktur, namun disisi lain dilakukan penghematan dengan beberapa program yang dibutuhkan rakyat. Tetapi, kenapa malah ini sangat bernafsu, ada apa?, Proyek-proyek mercusuar yang sarat kepentingan ini,” kata Effendi, di Komplek Parlemen, Senayan, Selasa (26/1).

Masih kata Effendi, dalam proses pembangunan proyek kereta itu terkesan sangat dipaksakan bahkan cenderung bertolak belakang dengan kenyataan, terlebih dalam soal anggaran yang dimiliki pemerintah.

“Saya sangat anomali melihat program ini sangat dipaksakan, boleh saja punya sikap. Tetapi kalau sudah menyangkut ranahnya publik tentu tidak serta merta hanya ranahnya presiden saja, karena presiden tak terbatas kekuasaannya,” sebutnya.

“Masa kemudian tidak dipahami, justru menunjukan bahwa saya berani (menolak saran Megawati dalam Rakernas kemarin) dengan tetap jalan, itu kan konyol namanya,” tandas anggota komisi I DPR RI itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang