Jakarta, Aktual.co — Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat 84 poin menjadi Rp12.025 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.109 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan bahwa posisi mata uang rupiah yang menguat masih ditopang oleh sentimen politik di dalam negeri.

“Kondisi politik yang cair serta kondusifnya pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019 Joko Widodo dan Jusuf Kalla, memberi kepercayaan kepada pelaku pasar keuangan bahwa pemerintahan baru nanti akan mudah untuk merealisasikan programnya dengan baik,” katanya di Jakarta, Senin (20/10).

Menurut dia, cairnya situasi politik di dalam negeri itu juga akan berdampak baik pada laju ekonomi Indonesia ke depannya, sehingga mampu menahan sentimen negatif global yang cenderung mengalami perlambatan.

“Sentimen dari ekonomi global seperti Eropa cenderung masih stagnan, dan Jepang juga masih dalam tren pemulihan yang moderat. Belum positifnya sentimen global itu masih dapat ditahan dari sentikmen dalam negeri, sehingga rupiah kembali berada dalam area positif,” ucapnya.

Ia mengharapkan bahwa setelah eforia pelantikan presiden ini, susunan kabinet pemerintahan Jokowi-JK juga diharapkan sesuai dengan ekspektasi pasar. Pelaku pasar keuangan mengharapkan bahwa posisi menteri diisi oleh orang profesional.

“Salah satu posisi yang dicermati pasar yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri keuangan,” ujar Rully Nova.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin (20/10) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp12.041 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp12.222 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka