Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab saat mengikuti di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2). Sidang ke-12 perkara penodaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menghadirkan dua orang saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum, Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan ahli hukum pidana dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Choir Ramadhan. Media Indonesia-Pool/MI/RAMDANI
Terdakwa dugaan kasus penistaan agama, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) didampingi kuasa hukumnya saat mengikuti sidang di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (28/2). Sidang ke-12 menghadirkan dua orang saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum, Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dan ahli hukum pidana dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdul Choir Ramadhan. Media Indonesia-Pool/MI/RAMDANI

Jakarta, Aktual.com – Eko Cahyono saksi kubu terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyinggung soal kampanye yang dilakukan almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur saat Pilkada Bangka Belitung.

“Waktu itu Gus Dur pernah bilang boleh memilih pemimpin non-muslim. Pada intinya beliau menyatakan pilih lah pemimpin yang bersih dan jangan ragu untuk memilih Ahok. Saya tahu karena saya berdiri di sebelah beliau,” kata Eko saat memberikan keterangan dalam lanjutan sidang penistaan agama oleh Ahok di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (7/3).

Dia lantas menganggap pidato Ahok di Kepulauan Seribu tidak mengandung unsur penodaan agama. “Saya yakin, Pak Basuki tidak menodai agama. Saya sudah tanya ke tokoh-tokoh agama termasuk ke Gus Dur karena konteks Surat Al Maidah bukan memilih pemimpin di pemerintahan tetapi memilih pemimpin agama.”

Terlebih, kata dia, Gus Dur juga menyebutkan bahwa pilih pemimpin yang jujur dan bisa bekerja untuk masyarakat. “Bukan memilih pemimpin berdasarkan agama, intinya Gus Dur dukung pemimpin yang bersih.”

Dalam sidang ke-13 kasus penodaan agama ini, tim kuasa hukum Ahok dijadwalkan memanggil tiga saksi antara lain Bambang Waluyo Djojohadikoesoemo, Analta Amier, dan Eko Cahyono. [M Zhacky Kusumo]

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu