Kondisi ini dapat tergambarkan dalam struktur APBN-P 2017. Meskipun pemerintah berlagak optimis meningkatkan target pertumbuhan dari 5,1 persen menjadi 5,2 persen, namun pemerintah juga memperkirakan tingkat inflasi meningkat hingga 4,3 persen dari sebelumnya 4,0 persen.
Selain itu, hal yang menjadi catatan penting adalah melebarnya defisit anggaran dari semula 2,41 persen menjadi 2,92 persen terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB.
Dengan defisit anggaran yang melebar, maka utang yang disepakati, naik Rp76,65 triliun atau 20 persen menjadi Rp461,34 triliun seiring dengan proyeksi kenaikan defisit anggaran.
Pasalny, dengan defisit anggaran yang 2,92 persen terhadap PDB, setara dengan pengajuan utang sebanyak Rp397,2 triliun, meski diproyeksikan hanya Rp362,9 triliun atau 2,67 persen dari PDB. Dengan keseimbangan primernya sebesar Rp178 triliun.
Sementara postur lainnya di APBN-P 2017 ditetapkannya target pendapatan negara sebesar Rp1.736 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.133,2 triliun. Kemudian, suku bunga SPN 3 bulan 5,2 persen. Nilai tukar rupiah atau kurs Rp 13.400 per USD. Harga minyak mentah atau ICP USD 48 dolar per barel. Lifting minyak 815 ribu barel per hari atau bph. Lifting gas 1,15 juta barel setara minyak per hari.
Sebagaimana telah dikatakan, Presiden Joko Widodo ingin agar dana haji bisa diinvestasikan untuk pembangunan infrastruktur. Hal ini disampaikan Jokowi usai melantik Anggota Dewan Pengawas dan Anggota BPKH di Istana Negara, Jakarta, Rabu (26/7).
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid