Sri Mulyani: Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS Imbas dari Krisis Turki: Karyawan PT Ayu Masagung menghitung pecahan 100 dolar AS di Jakarta, Senin (13/8). Nilai tukar rupiah kembali merosot tajam hingga level 14.600 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin pekan ini. Sri Mulyani menyebutkan Tekanan terhadap rupiah disebut sebagai imbas dari krisis keuangan yang dialami oleh Turki. PATRARIZKI SYAHPUTRA/RM

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis ini bergerak menguat seiring data ekonomi AS yang melambat.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, Indeks Manajer Pembelian (PMI) komposit AS menunjukkan perlambatan pada Maret 2019 untuk sektor jasa dan manufaktur.

“Semakin banyak data AS yang mulai menunjukkan perlambatan sebagai indikasi fase puncak ekonomi AS telah dilalui,” ujar Lana, Kamis (4/4).

The IHS Markit US Composite untuk Maret 2019 tercatat sebesar 54,6, sedikit di atas ekspektasi konsensus 54,3, melambat dibandingkan Februari 2019 yang sebesar 55,5.

Perlambatan terjadi baik pada sektor jasa dari 56 pada Februari menjadi 55,3 pada Maret dan sektor manufaktur dari 53 pada Februari menjadi 52,4 pada Maret. Indeks untuk sektor Manuafaktur tercatat terendah sejak Juni 2017.

Pada survei yang lain yang dilakukan oleh ISM, untuk sektor non-manufaktur tercatat turun tajam dari 59,7 pada Februari 2019 emnajdi 56,1 pada Maret 2019. Walaupun kedua sektor tersebut tercatat melambat, indeks pada kepercayaan bisnis (business confidence) tercatat naik.

Artikel ini ditulis oleh: