Karyawan jasa penukaran uang asing menunjukkan dolar Amerika di Masayu Agung, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (2/8/2018). Nilai tukar rupiah terhadap dolar atau kurs kembali menurun, yakni dari sebelumnya sebesar Rp 14.734 per USD pada Kamis (30/8/2018) naik menjadi Rp 14.800 per USD pada pukul 07.00 WIB. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan nilai tukar rupiah pada Jumat ini akan bergerak menguat seiring rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

“Rupiah diperkirakan menguat hari ini jelang rilis data inflasi yang diperkirakan masih akan cukup rendah di angka 3, 05 persen ‘year on year’ di bulan Januari, lebih rendah dibandingkan Desember sebesar 3,13 persen ‘year on year’,” ujar Ahmad di Jakarta, Jumat (1/2).

Menurut Ahmad, inflasi yang cukup rendah tersebut kemungkinan dapat menjaga fundamental rupiah tetap kuat dalam jangka menengah.

Dari eksternal, dolar AS diperkirakan melemah terhadap beberapa mata uang utama dunia lainya terutama yen. Pelemahan dolar masih didorong oleh “dovish”-nya pernyataan Gubernur Federal Reserve (Fed) Jerome Powell Kamis (31/1) lalu setelah memutuskan untuk tidak menaikan tingkat suku bunga acuan atau Fed Fund Rate.

Sementara itu, pelemahan ekonomi AS semakin terlihat jelas. Data penduduk AS yang mengisi tunjangan pengangguran (unemployment benefit) meningkat menjadi 253.000 di minggu ketiga Januari dibandingkan minggu sebelumnya sebesar 200.000 orang. “Peningkatan tersebut disinyalir akibat ‘government shutdown’ yang terjadi sebulan terakhir,” kata Ahmad.

Artikel ini ditulis oleh: