Jakarta, Aktual.com – Ekonom senior dari Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, menilai lesunya konsumsi masyarakat dan swasta domestik saat ini karena meningkatnya ketidakpastian dari ekonomi global, terutama karena menurunnya prospek perbaikan ekonomi Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presden Donald Trump.

Menurut Tony,masyarakat dan dunia usaha saat ini menahan konsumsi dan lebih memilih mengendapkan dananya di perbankan atau instrumen lain di pasar keuangan.

“Itulah alasan kenapa penjualan barang-barang konsumen itu turun, kuncinya terletak pada kepercayaan diri konsumen,” ujar dia, di Jakarta, Rabu (2/8).

Indikator perekonomian AS, kata Toni, yang menjadi pemicu meningkatnya ketidakpastian saat ini. Saat Donald Trump baru saja dilantik jadi Presiden AS pada Januari 2017 lalu, ketidakpastian ekonomi global sebenanya mereda, yang ditunjukkan dari perbaikan nilai saham, seperti yang terjadi di bursa saham di New York, AS.

Tony mengutip kajian Standard and Poor’s terkait naiknya harga saham sebesar 3,8 persen ketika Trump baru saja dilantik jadi Presiden AS.

Namun, data penyerapan tenaga kerja di AS, ditambah dinamika politik yang semakin mempersulit gerak Trump saat ini, membuat pelaku pasar semakin ragu terhadap perbaikan ekonomi AS.

Misalnya, indikator penyerapan tenaga kerja (non-farm payroll) di AS pada Maret 2017 kembali turun menjadi 50 ribu, setelah pada Januari 2017 naik menjadi 216 ribu dari Desember 2016 yang sebesar 155 ribu.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby