Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (6/3) pagi kembali terkoreksi setelah sempat menguat tipis hari sebelumnya pascapelemahan yang terjadi dalam lima hari perdagangan berturut-turut.

Rupiah Selasa pagi bergerak melemah 2 poin menjadi Rp14.130 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.128 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan perlambatan ekonomi global, terutama China, memengaruhi pergerakan rupiah yang dalam beberapa hari terakhir menunjukkan tren pelemahan.

“Pemerintah China memangkas proyeksi pertumbuhan ekonominya dari 6,5 persen menjadi 6 persen untuk tahun 2019. Efek perang dagang yang terjadi sejak Juli 2018 lalu mulai membuat permintaan domestik China turun,” ujar Lana.

Sebelumnya, perekonomian China tumbuh hingga 6,6 persen pada 2018 lalu. Jika yang terealisasi nantinya pertumbuhan ekonomi 6 persen, maka itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi terlemah China dalam tiga dekade.

Di sisi lain, pemerintah China mengumumkan pemotongan tingkat pajak senilai 298 miliar dolar AS untuk tahun ini guna menahan perlambatan ekonomi. Salah satu tingkat pajak yang dipangkas adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk sektor manufaktur.

Artikel ini ditulis oleh: