Jakarta, Aktual.com – Sebelumnya ekonom pendukung Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menyebutkan bahwa daya beli tak menurun, yang ada pergeseran belanja ke e-commerce sempat menjadi viral di dunia maya.
Namun setelah dikaji, ternyata porsi pertumbuhan e-commerce kendati meningkat, masih tetap tak signifikan. Sehingga jika disebut sebagai perilaku shifting tetap tak menjawab persoalan. Karena faktanya, daya beli terus anjlok di dalam pemerintahan Jokowi ini.
“Ada ekonom pendukung Jokowi menyebut sebenarnya pelemahan daya beli itu tidak terjadi, yang ada adalah shifting atau pergeseran dari toko ritel konvensional ke e-commerce. Betulkah begitu? Justru yang terjadi adalah daya beli masyarakat memang menurun tajam sejak tiga tahun lalu,” kata ekonom Indef Bhima Yudhistira Adhinegara kepada Aktual.com, Senin (7/8).
Dia menegaskan, banyak pihak mengklaim banyak toko-toko online baru yang menandakan bisnis e-commerce terus bertumbuh. Apalagi versi mereka, saat ini ada perubahan pola belanja generasi milenial yang disruptif dan melek digital, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekonomi saat ini sedang baik-baik saja.
“Namun setelah ditelusuri, kehadiran e-commerce dan generasi milenial tidak bisa menggambarkan kondisi ekonomi secara nasional. Karena porsi e-commerce terhadap total ritel nasional masih dibawah 1 persen.”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu