Jakarta, aktual.com – Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyebut keberhasilan pengendalian harga pangan melalui kecukupan pasokan pangan di dalam negeri mampu meredam tingkat inflasi pada akhir tahun 2022.

“Keberhasilan pengendalian harga pangan melalui kecukupan pasokan pangan terbukti mampu meredam dampak inflasi dari dampak putaran kedua penyesuaian harga BBM terhadap barang dan jasa lainnya,” ujar Faisal dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (29/12).

Dia memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) di angka 0,55 persen month-to-month (mom) pada Desember 2022, didorong oleh momentum liburan Natal dan Tahun Baru, yang meningkatkan permintaan untuk liburan, rekreasi, dan perjalanan.

Meskipun naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,09 persen mtm, namun, menurutnya kenaikan cenderung lebih terjaga berkat keberhasilan dalam pengendalian pasokan pangan di dalam negeri.

“Kenaikan juga disumbangkan oleh kenaikan harga pangan yang dikelola pada tingkat sedang, berkat keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pasokan pangan,” kata Faisal.

Selain itu, penyumbang inflasi lainnya adalah harga emas di tengah risiko perlambatan ekonomi global pada 2023.

Lebih lanjut, dia memperkirakan inflasi tahunan di angka 5,40 persen year on year (yoy) pada akhir tahun 2022, atau turun dibandingkan sebesar 5,42 persen yoy pada November 2022.

Kemudian, dia memperkirakan inflasi inti berada di angka 3,39 persen yoy pada akhir tahun 2022, seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat di tengah pelonggaran PPKM.

Sementara itu, pada 2023, dia memperkirakan inflasi akan kembali ke kisaran target 2 – 4 persen yoy pada semester II-2023.

Dia menyebut inflasi akan di kisaran 4 – 6 persen yoy pada semester I-2023, sebelum melemah menuju kisaran target pada semester II-2023.

“Karena inflasi 2022 diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan awal kami, kami merevisi turun perkiraan inflasi 2023 kami dari 4,02 persen menjadi sekitar 3,60 persen,” kata Faisal.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Rizky Zulkarnain