Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga kiri) berbincang dengan Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (ketiga kanan) disaksikan Deputi Gubernur Juda Agung (kedua kanan), Filianingsih Hendarta (kanan), Doni Primanto Joewono (kedua kiri), dan Aida S. Budiman (kiri) saat akan memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (17/7/2024). (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/tom)

Jakarta, aktual.com – Ekonom senior Bank Mandiri Reny Eka Putri memperkirakan suku bunga kebijakan Bank Indonesia (BI), BI-Rate, dapat turun kembali sebesar 25 basis poin pada 2024.

Pada Rabu (18/9), Bank Indonesia mengumumkan penurunan suku bunga kebijakan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen.

“Tim riset ekonomi Bank Mandiri memperkirakan bahwa The Fed akan mengurangi suku bunga lebih lanjut sesuai dengan dot-plot terbaru dan BI-Rate dapat diturunkan 25 basis poin lagi menjadi 5,75 persen tahun ini,” kata Reny di Jakarta, Jumat (20/9).

Dot plot Fed menunjukkan Fed Funds Rate (FFR) akan dipangkas dua kali lagi pada 2024. Suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed diprediksi turun menjadi 4,4 persen pada 2024. Itu menunjukkan Fed akan memangkas suku bunga tambahan sebesar 50 bps menjelang akhir tahun ini.

Ke depan, pasar akan mengantisipasi penurunan suku bunga lebih lanjut dari bank sentral. Peluang The Fed yang hampir pasti untuk memangkas suku bunga lebih lanjut telah mendorong sentimen positif di pasar domestik dengan kembalinya aliran dana asing.

Menurut Reny, peluang pemangkasan BI-Rate dapat kembali terbuka jika pemangkasan FFR yang semakin agresif terealisasi pada 2024.

“Dengan potensi pemangkasan suku bunga yang agresif, kami melihat aliran modal akan kembali masuk ke pasar domestik, yang akan berdampak positif pada pasar keuangan Indonesia,” ujarnya.

Ia memperkirakan nilai tukar rupiah dapat ditutup pada kisaran Rp15.500 per dolar AS sampai dengan Rp15.700 per dolar AS pada akhir 2024.

Reny menuturkan sesuai perkiraan, BI dan The Fed sama-sama menurunkan suku bunga dalam pertemuan September 2024.

Kepastian arah suku bunga acuan akan mempengaruhi pergerakan pasar domestik dan global.

Dewan Gubernur Bank Indonesia telah memangkas BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6 persen dalam pertemuannya pada 17-18 September 2024.

Keputusan tersebut didukung oleh inflasi yang terkendali dengan baik dan penguatan rupiah, dan muncul hanya beberapa jam menjelang keputusan suku bunga The Fed.

BI melihat ketidakpastian pasar keuangan global menurun dan menarik kembali aliran modal asing untuk masuk ke pasar berkembang, termasuk Indonesia.

Di sisi lain, The Fed juga ikut memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 bps ke kisaran 4,75-5 persen pada September 2024, yang merupakan penurunan pertama dalam empat tahun terakhir.

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan keputusan untuk melonggarkan lebih agresif sebagian didasarkan pada keyakinan bank sentral bahwa inflasi akan segera mencapai tujuan pembuat kebijakan sebesar 2 persen per tahun, serta untuk memulihkan pasar tenaga kerja.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain