Jakarta, Aktual.com – Pemerintah didesak untuk mengakui anjloknya daya beli masyarakat pada beberapa waktu belakangan. Desakan ini dilontarkan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE), Hendri Saparini.
“Jadi saya bilang, mestinya sekarang (pemerintah) tidak perlu lagi membantah atau mencoba untuk men-denied fakta itu,” ungkapnya di Jakarta, Jum’at (3/11) kemarin.
Menurutnya, penurunan daya beli ini sudah diprediksi oleh CORE pada akhir 2016 lalu. Namun, pemerintah hingga kini masih kerap berdalih tentang fenomena ini.
Presiden Joko Widodo sendiri beralasan bahwa sepinya pusat perdagangan dalam beberapa waktu belakangan terjadi lantaran adanya peralihan perilaku masyarakat, dari transaksi offline menuju transaksi online.
“Kalau sampai mie instan turun, shampo turun, itu enggak akan itu dibeli online kan?. Dan mereka itu memang betul-betul sudah mengurangi permintaan mereka,” tandasnya.
Hendri sendiri mengakui jika transaksi online di tanah air memang tengah menggeliat. Namun, ia beranggapan bahwa porsi e-commerce masih kecil jika dibandingkan total transaksi yang ada.
Lulusan Fakultas Ekonomi UGM ini pun menyarankan agar pemerintah lebih jernih dalam menyikapi masalah ini. Akan lebih bijak, sambungnya, jika pemerintah jujur ketimbang mengeluarkan 1001 alasan tentang penurunan daya beli.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby