A visitor passes ENOC-branded oil barrels stored at the Emirates National Oil Co. lubricants and grease manufacturing plant in Fujairah, United Arab Emirates, on Monday, March 12, 2012. ENOC, as Dubai's government-owned refiner is known, will expand the plant's capacity to 250,000 tons a year by 2014, it said. Photographer: Gabriela Maj/Bloomberg

Jakarta, Aktual.com —  Harga minyak mentah pada perdagangan hari ini terus mengalami kemerosotan bahkan sudah menembus ke level USD38 per barel.

Pengamat Ekonomi Energi AEPI (Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia) Salamuddin Daeng mengatakan bahwa momentum ini bisa dijadikan kesempatan oleh Pemerintah untuk kembali menggairahkan perekonomian.

“Dengan cara menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) agar ekonomi bergairah kembali, dengan begitu UKM bisa tumbuh kembali, industri nasional bisa punya daya saing terhadap barang barang impor,” kata Salamuddin kepada Aktual di Jakarta, Selasa (25/8).

Menurutnya, jika ekonomi dapat kembali bergairah maka target pajak bisa tercapai, karena jika hanya mengandalkan penerimaan dari minyak dan gas bumi dalam situasi seperti ini sangatlah tidak mungkin.

“Bila perlu bunga turunkan, mana ada industri yang bisa hidup dengan bunga selangit begini. Anda (Pemerintah) tidak bisa mengeruk rakyat sekaligus dengan pajak tinggi, bunga tinggi, subsidi dicabut,” ujarnya.

“Jadikan momentum penurunan harga minyak mentah untuk turunkan harga BBM, semurah-murahnya,” tutup dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka