Makanya, dengan mayoritas sektor jasa yang tumbuh relatif tinggi membuat kesenjangan pertumbuhan antara sektor tradables (penghasil barang) dan non-tradables (penghasil jasa) kembali menganga lebar.

Apalagi, dia menegaskan, bagi Indonesia yang pendapatan per kapitanya masih di bawah US$ 4.000 dan mayoritas pekerja berpendidikan SLTP ke bawah, pola pertumbuhan seperti itu sangat kurang berkualitas, sehingga bakal memperburuk ketimpangan pendapatan.

“China saja yang pendapatan per kapitanya sekitar dua kali Indonesia–sumbangan sektor tradable-nya masih relatif tinggi,” jelasnya.

Di sisi lain, Faisal juga berharap peningkatan pertumbuhan investasi terus bertumbuh positif. Sekarang, dari 4,78 persen di kuartal I-2017 menjadi 5,35 persen pada kuartal II-2017. Dalam empat tahun terakhir, pertumbuhan investasi tidak pernah setinggi kuartal II-2017.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan