Meskipun begitu, pertumbuhan investasi sebesar itu belum memadai untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi agar mendekati target RPJMN 2014-2019. Apalagi investasi didominasi bangunan, sedangkan investasi dalam bentuk mesin hanya sekitar 10 persen.

Faisal juga menyayangkan adanya pelamahan konsumsi pemerintah. Disebutnya, hal itu terjadi karena adanya pemotongan anggaran untuk mengantisipasi shortfall penerimaan pajak. Tapi mestinya pemerintah punya cara lain untuk mengatasinya.

Pada APBN-P 2017 sendiri penerimaan pajak dipangkas sebesar Rp71 triliun dari Rp1.499 triliun pada APBN 2017.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan