Pekan lalu, bank sentral mendesak bisnis untuk meningkatkan lindung nilai kewajiban valuta asing mereka untuk melindungi diri dari kerugian yang timbul dari penurunan rupiah.
Bank Indonesia mempertahankan suku bunga utamanya stabil pada 4,25 persen pada pertemuan kebijakan terakhirnya, mengatakan kenaikan akan menjadi berlebihan atau kontraproduktif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi.
Namun, bank sentral sedang menghadapi panggilan yang tumbuh untuk menaikkan suku bunga untuk mengurangi risiko arus keluar dari saham dan obligasi negara.
Orang asing memiliki sekitar 40 persen dari pasar obligasi pemerintah. Suku bunga yang lebih tinggi akan menstabilkan rupiah dengan memperluas selisih suku bunga dengan Amerika Serikat dan juga meningkatkan carry atau yield di pasar obligasi dengan imbal hasil tinggi.
(Wisnu)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara