Jakarta, Aktual.com — Dalam kondisi ancaman resesi ekonomi yang diakibatkan situasi global mulai dari devaluasi Yuan, menukiknya harga minyak yang akan mencapai di bawah 20 dolar AS per barel, dan koreksi Bank Dunia atas pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,3 persen menjadi 2,9 persen, maka Ekonom Ichsanuddin Noorsy mengoreksi Proyeksi APBN 2016.

Ia mengatakan secara sistemik, ancaman resesi 2016 akan menahan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia, menyurutkan putaran mesin perekonomian, dan memukul daya beli masyarakat.

“Saya merespon RAPBN 2016 dan Nota Keuangan, dengan kondisi global yang demikian dan internal yang efektivitas kebijakannya agak lemah, kini saya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2016 berkisar 4,8-5,0 persen,” tulisnya melalui pesan elektronik kepada Aktual.com, Selasa (12/1).

Ia melihat upaya pemerintah untuk mengatasi 11,2 persen kemiskinan, penurunan pengangguran menjadi 5,9 persen, dan menurunkan rasio ketimpangan (Gini rasio) menjadi di bawah 0,432 menjadi tantangan berat.

Apalagi pasar domestik bakal lebih seru diserang karena efektifnya MEA yang berarti soko guru perekonomian bangsa (UMKM dan Koperasi) juga akan ketat bersaing dengan UMKM negara tetangga.

Ia menambahkan “Jika masyarakat tidak boleh manja, saya setuju. Tapi, di mana peranan negara dalam rangka memenuhi amanat Alinea IV Kata Pembukaan UUD 1945.”

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan