Jakarta, aktual.com – Penurunan harga komoditas global telah memberikan dampak pada kinerja ekonomi Indonesia. Situasi ini telah menekan pertumbuhan ekonomi di dalam negeri dari segi perdagangan pada kuartal ketiga tahun 2023.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2023 mencapai 4,94% secara tahunan, yang lebih rendah dibandingkan dengan angka pada kuartal sebelumnya, yaitu sebesar 5,17% (yoy). Pelemahan ini tercermin dalam kinerja perdagangan Indonesia.
Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adiningrat Widyasanti, menjelaskan bahwa baik ekspor maupun impor mengalami penyusutan pada kuartal ketiga tahun 2023. Menurut data BPS, ekspor mengalami penyusutan sebesar 4,26%, sementara impor juga mengalami penyusutan sebesar 6,18%.
“Ekspor kontraksi pada ekspor barang nonmigas seperti bahan bakar mineral lemak dan minyak hewan nabati dan mesin peralatan listrik dan ekspor barang migas, a.l. gas alam dan hasil minyak,” ungkap Amalia, dalam paparan rilis resmi BPS, Senin (6/11).
Amalia mengungkapkan bahwa harga batu bara mengalami penurunan sebesar 5,25% dan harga CPO turun sebesar 6,29% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (yoy). Selain itu, BPS juga mencatat penurunan ekspor batu bara sebesar 47,32% (yoy) sepanjang kuartal ketiga tahun 2023 dan penurunan ekspor CPO sebesar 27,15% (yoy).
Meskipun kinerja ekspor dan harga komoditas mengalami penurunan, Amalia menekankan bahwa kinerja neraca perdagangan Indonesia masih tetap positif. Fakta ini terlihat dari terusnya terjadi surplus dalam neraca perdagangan Indonesia selama 41 bulan berturut-turut. Meskipun, surplus pada kuartal ketiga tahun 2023 lebih rendah daripada periode yang sama tahun sebelumnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain