Jakarta, Aktual.com — Walaupun di tengah kelesuan ekonomi global, dunia harus tetap bersiap menyambut gelombang ekonomi internet. Di mana saat ini, negara berkembang memegang kendali sebanyak 18 persen di setiap tahunnya. Sedangkan, negara maju hanya delapan persen. Hal ini menunjukan, Amerika serikat tak lagi memegang kendali saat Tiongkok dengan “Alibaba”-nya menunjukan ‘taringnya’ untuk menyaingi raksasa Google.

Oleh karena itu, Indonesia harus berbenah diri untuk turut serta dalam persaingan tersebut. Ekonomi Internet di ‘bumi pertiwi’ jika dibandingkan dengan India itu masih ‘bayi’.

Tiongkok dan Singapura yang sudah menyiapkan pemenang dan tak lagi merangkak. Untuk itu, media diharapkan dapat memfasilitasi masyarakat dalam memberikan informasi.

“Kami sadar betul media adalah gerbang utama masyarakat untuk memperoleh informasi yang utuh tentang berbagai persoalan di level lokal, nasional maupun internasional,” ujar Isa, Ceo Selasar, kepada Aktual.com, di Plaza City View, Kemang, Jakarta, baru-baru ini.

Sebenarnya saat ini Indonesia memiliki potensi yang besar. Pasalnya, jumlah pengguna internet Indonesia terus bertambah pada tahun 2014 sekitar 88,7 juta pengguna. Dan, saat menuju tahun 2017 pengguna internet di Indonesia menjadi 112 juta. Meskipun angka itu masih dinilai kalah dari negara-negara yang telah lebih dulu memulai Ekonomi Internet.

“Para analis kami di Selasar, melihat era digital telah melahirkan generasi baru yang cerdas, dinamis dan haus akan informasi terdepan. Mengingat teknologi telah menciptakan ‘samudera’ informasi,” kata Isa.

“Namun, informasi yang diterima masyarakat agaknya harus dibarengi dengan bobot yang berimbang, agar informasi juga dapat dicerna masyarakat sebagai pendidikan guna menghadapi ekonomi dunia yang saling bertarung,” kata Isa menutup pembicaraan.

Artikel ini ditulis oleh: