Petugas menata tumpukan uang di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (29/7). Bank Indonesia mencatat dana asing yang masuk ke dalam negeri atau "capital inflow" hingga 25 Juli 2016 telah mencapai Rp128 triliun sebagai respons atas pemberlakuan program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/kye/16.

Bandarlampung, Aktual.com – Pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2016 melambat dibandingkan triwulan sebelumnya akibat menurunnya kinerja investasi dan ekspor.

“Selain perlambatan ekonomi global saat ini yang memberikan dampak pertumbunan ekonomi Lampung melambat juga karena kinerja investasi dan ekspor turun,” kata Penjabat Sekdaporv Lampung Sutono, pada pelantikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, di Bandarlampung, Jumat (30/7).

Ia mengatakan bahwa ekonomi Lampung pada triwulan I 2016 mengalami perlambatan yakni 5,05 persen atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 5,33 persen.

Berdasarkan evaluasi, lanjutnya, perlambatan ekonomi Lampung itu disebabkan menurunnya kinerja investasi dan ekspor meskipun ada akselerasi pembangunan infrastruktur seperti jalan tol.

Pembangunan infrastruktur di Lampung, lanjutnya, belum mampu mendorong investasi di daerah ini, meskipun berbagai kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah daerah.

Selain itu, permintaan akan komoditas ekspor Lampung oleh negara tujuan juga trennya menurun akibat melambatnya ekonomi global.

Sutono menjelaskan dari sisi sektoral melambatnya perekonomian Lampung akibat menurunnya produksi komoditas unggulan dari daerah ini.

“Produksi komoditas unggulan Lampung seperti kopi, karet, tebu, dan lain-lain serta industri pengolahan menurun menyebabkan ekonomi Lampung melambat,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Arief Hartawan yang baru dilantik dalam diskusi bertema “Bersinergi Mengawal Stabilitas Mewujudkan Reformasi Struktural” mengatakan bahwa perekonomian Indonesia akan terus membaik seiring dengan terjaganya stabilitas perekonomian, berlanjutnya stimulus fiskal, dan implementasi reformasi struktural.

Ia mengatakan dalam jangka menengah, ekonomi Indonesia memiliki prospek mencapai pertumbuhan yang lebih tinggi, inklusif, dan berkelanjutan.

“Konsistensi implementasi reformasi struktural merupakan kunci bagi tercapainya prospek perekonomian domestik,” ujarnya.

Menurutnya, ditengah berbagai tantang eksternal dan domestik, kinerja perekonomian Indonesia selama tahun 2015 mencatat perkembangan positif. Stabilitas makro ekonomi semakin membaik dan stabilitas sistem keuangan terpelihara.

Keberhasilan tersebut ditopang oleh kebijakan Bank Indonesia yang terukur serta koordinasi yang erat dengan pemerintah guna mengawal stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mempercepat reformasi struktural.

Arief Hartawan yang sebelumnya menjabat Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia menggantikan Aryo Sutiyoso.

Artikel ini ditulis oleh: