Jakarta, Aktual.com – Hingga semester I-2016 ini, jumlah emiten baru hanya mencapai enam perusahaan. Pencapaian ini lebih parah dari semester I -2015 lalu. Sementara target Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menggiring perusahaan untuk mekakukan initial public offering (IPO) mencapai 35 perusahaan.
Perlambatan ekonomi yang masih terjadi di tahun ini, dituding BI menjadi penyebabnya. Meski begitu, pihak BEI tetap yakin target 35 dapat tercapai.
“Kenapa kami masih optimis (target 35 emiten tercapai)? Karena yang datang ke kami sudah mencapai 40 perusahaan. Bahkan beberapa perusahaan sudah ke proses penunjukkan underwriter-nya,” tegas Direktur Utama BEI, Tito Sulistio seusai proses listing PT Sillo Maritime Perdana Tbk di Gedung BEI, Jakarta, Kamis (16/6).
Namun begitu, dia mengakui perlambatan perekonomian di semester I-2016 ini sangat jauh dari ekspektasi. “Memang setengah tahun pertama ekonomi sangat berat, jadi banyak perusahaan yang ragu-ragu mau IPO,” tegas dia.
Sejauh ini, kata dia, BEI sudah kedatangan 40 perusahaan yang tertarik untuk melakukan IPO. Dan, sekitar 20 perusahaan sudah melewati proses penjaminan emisinya.
“Tapi mereka juga kan ada yang punya pertimbangan, masih menunggu kondisi ekonomi lebih baik atau lainnya. Jadi, mungkin saja tidak semua (melakukan IPO) tahun ini. Tapi kami tetap keep target itu,” jelas Tito.
Namun yang jelas, kata dia, ada beberapa faktor yang membuat BEI yakin perusahaan tersebut akan IPO. Pertama, prosesnya sudah jalan. Kedua, legalitasnya seperti apa. Dan ketiga, terkait jualan calin emiten itu yang cukup serius. Bahkan diantara 40 emiten itu, terselip salah satu anak usaha BUMN.
“Kalau ditanya adakah perusahaan BUMN yang IPO? Sejauh ini belum ada. Cuma memang kalau anak usaha BUMN ada (yang mau IPO),” tegasnya tanpa mau menyebut nama perusahaannya.
“Saya lupa nama perusahaannya (anak usaha BUMN) itu,” ucap dia.
Namun demikian, ketika ditanya kira-kira di kuartal berapa proses IPO eniten baru itu akan ramai? Tito juga tidak bisa memastikan secara pasti.
“Pokoknya kami akan terus mengusahakan. Karena proses dagang (calon emiten) itu, kami ngga pernah tahu. Tapi kalau mereka menunjuk underwriter baru kami tahu,” jelas dia.
Bahkan, kendati Tito memastikan nilai IPO calon emiten itu ada yang lebih besar dari PT Cikarang Listrindo Tbk itu, lagi-lagi Tito enggan untuk menyebut nama perusahaannya.
“Ada ya. Nilai lebih besar dari Cikarang (PT Cikarang Listrindo Tbk) kemarin,” pungkas dia.
Laporan: Busthomi
Artikel ini ditulis oleh: