Semarang, Aktual.com – PT Phapros Tbk, perusahaan farmasi terbesar di Indonesia berhasil menembus laba bersih penjualan pasar domestik maupun ekspor mencapai Rp52 miliar selama periode September 2016. Kenaikan itu ditandai market share dari obat generik sebesar 50 persen.

Direktur Utama PT Phapros Sri Utami mengatakan, penjualan tertinggi produk obat generik berupa antimo masih menguasai pasar dalam negeri. “Klasifikasi angka pasar 98,3 persen. Kita masih menguasai pasar di Indonesia dan dikenalkan dengan produk baru antimo herbal,” ujar dia saat pemaparan hasil kinerja PT Phapros pada kwartal III/ 2016 di Hotel Grand Candi Semarang, Rabu (26/10).

Dia menyebut penjualan obat generik naik 9 persen atau lebih dari Rp540 miliar selama kuartal III/2016. Rata-rata tumbuh antara 26 persen dari periode tahun lalu. Padahal, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi nasional cenderung melambat dan pasar ekspor baru menembus ASEAN dan Kamboja. Secara umum perusahaan farmasi lain di Indonesia tumbuh 2,3 persen.

“Kita bisa tumbuh 9 persen dengan laba bersih meningkat 26 persen dari tahun 2015.”

Kendati demikian, pihaknya optimis penjualan produk generik diproyeksikan laba bersih tumbuh 18 persen hingga akhir tahun 2016. Beberapa upaya dilakukan dengan menambah kapasitas produksi, baik pembangunan pabrik baru di Ungaran dan optimalisasi pabrik lama di Simongan.

“Kita tambah produk baru baru pada akhir 2016. Mudah-mudahan ini bisa menembus Rp400 miliar hingga tahun 2017.”

PT Phapros Tbk yang merupakan anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) dengan saham yang dimiliki 56 persen BUMN, kini menancap gas penambahan produksi dengan target omset penjualan di atas Rp1 triliun.

Laporan: Muhammad Dasuki

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu