Beranda Bisnis Ekonomi Tertekan Pandemi, Analis: Saham PTPW Masih Menarik

Ekonomi Tertekan Pandemi, Analis: Saham PTPW Masih Menarik

Aktivitas pekerjaan konstruksi (Kementerian PUPR)

Di tengah situasi pandemi Covid-19, saham di sektor bisnis konstruksi saat ini masih bisa menjadi rekomendasi yang menarik dikoleksi. Salah satunya ialah PT Pratama Widya Tbk (PTPW).

Analis Royal Investium Sekuritas Indonesia, Wijen Pontus mengatakan menariknya PTPW itu dipengaruhi oleh fundamental kinerja baik yang dilakukan perusahaan. Seperti margin laba yang relatif besar.

PTPW berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 22,08 miliar pada semester pertama tahun 2020. Realisasi ini membuat laba bersih di semester I-2020 tersebut naik 7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 20,61 miliar.

Adapun kenaikan laba bersih terjadi sejalan dengan pendapatan PTPW yang tercatat naik 7 persen menjadi Rp 102,60 miliar di akhir Juni lalu.

“PTPW masih menarik untuk dikoleksi, karena PTPW memiliki margin laba yang relatif besar. Sebagai catatan, OPM sekitar 26 persen, ROE 5,8 persen, dan NPM sekitar 22,1 persen dan DE sekitar 0,2 tentu ini rasio yang sangat bagus kalau dibandingkan dengan emiten sejenis,” ujar Wijen di Jakarta, Kamis (10/9).

Melihat rekam jejak PTPW yang banyak mengerjakan proyek-proyek dari BUMN karya, Wijen mengatakan hal itu bisa menjadi pendorong perseroan untuk memacu kinerja keuangan. Termasuk juga memberi dukungan terhadap sentimen saham yang dimiliki.

“Tentunya dengan adanya pembangunan ibu kota baru, otomatis PTPW harusnya akan dilibatkan juga, karena memang sebagian besar pengerjaan ibukota baru dilakukan oleh BUMN karya,” tegasnya.

Corporate Secretary and Business Development PTPW, Richad Antonio sebelumnya memang mengungkapkan di saat kondisi ekonomi yang tidak baik ini, PTPW memang memfokuskan diri untuk memperoleh pekerjaan infrastruktur yang didanai oleh Pemerintah.

“Manajemen melihat sektor infrastruktur akan bertumbuh seiring dengan kenaikan anggaran kementrian PUPR dalam RAPBN 2021,” kata Richad.

Manajemen juga mengaku telah mengubah pendekatan belanja modal atau capital expenditure (Capex). Adapun, Capex yang disiapkan PTPW pada tahun ini yaitu sebesar Rp 103,76 miliar.

Menurutnya, jika perusahaan lain mempunyai banyak alat berat, namun PTPW memilih untuk merampingkan diri. Pasalnya, semakin banyak alat berat, semakin tinggi beban depresiasi, dan hal itu akan membuat laba Perusahaan tergerus.

“Kami memaksimalkan penggunaan alat berat yang ada dan meningkatkan mutu pemeliharaan alat,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Megel Jekson