Jakarta, Aktual.com — Kondisi ekonomi Indonesia semakin melemah dan kehilangan harapan untuk kembali bangkit dalam waktu dekat. Selain nilai tukar rupiah yang jeblok,  dilihat dari nilai ekspor 2015 juga mengalami penurunan secara drastis.

“Jika dilihat dari nilai ekspor Oktober 2015 hanya sebesar USD12,08 miliar, atau mengalami penurunan 20,98 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Kepala Pusat Kajian Ekonomi Politik Universitas Bung Karno, Salamuddin Daeng dalam diskusi di kantor DPP PBB Jakarta, Selasa (26/1).

Pada Oktober lalu, Rupiah terapresiasi 7,13 persen terhadap dollar Amerika Serikat, 5,19 terhadap dollar Australia, 7,72 persen terhadap Yen Jepang, dan 8,85 persen terhadap EURO serta menembus angka Rp14 ribu/USD.

Selanjutnya dia menyampaikan bahwa pada bulan November lalu neraca perdagangan Indonesia mencatat defisit USD0,35 miliar, defisit tersebut didorong oleh penurunan neraca perdagangan nonmigas.

“Kita lihat agregat angka pengangguran meningkatkan menjadi 6,2 persen,” tukas Daeng.

Selanjutnya jumlah penduduk miskin pada maret 2015 sebanyak 28,59 juta jiwa, atau 11,22 persen. Jumlah tersebut meningkat 0,86 juta jiwa dibanding data September 2014 yang hanya sebesar 27,73 jiwa atau 10,96 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka