Pekerja memindahkan gerbong KRL dari kapal menggunakan alat berat setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8). PT Kereta Api Commuter Jabodetabek menatangakan sebanyak 24 rangkaian KRL yang merupakan merupakan pengadaan tahap kedua dari program pengadaan sebanyak 120 unit KRL pada tahun 2015. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/nz/15

Jakarta, Aktual.com —Eks Menteri Sekretaris Negara, Bondan Gunawan ikut angkat bicara soal kisruh Perpanjangan kerjasama JICT antara Pelindo II dan Hutchison.

Mensesneg era Gus Dur ini menyoroti beberapa hal yang menjadi perhatiannya. Pertama, JICT ini adalah gerbang ekonomi nasional maka sudah seharusnya Direktur Utama Pelindo II, RJ Lino menjaga iklim kerja kondusif di pelabuhan terbesar di Indonesia.

“Ini karena intimidasi yang dilakukan oleh Dirut Pelindo II kepada pekerja JICT yang kritis terhadap kejanggalan proses perpanjangan konsesi. Menjaga kondusivitas juga merupakan upaya untuk selalu mendorong kinerja pelabuhan dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Bondan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (20/8).

Kedua, lanjutnya, sebagai aset stategis bangsa, JICT sudah selayaknya dikelola mandiri. Apa yang sudah bisa dikerjakan sendiri maka tidak perlu lagi menarik investasi. Apalagi JICT pun diurus oleh murni putra-putri bangsa dan produktivitas pelabuhannya merupakan salah satu yang tertinggi di Asia.

“Ketiga, apa yang disuarakan oleh SP JICT bukan hanya soal kesejahteraan tapi lebih dari itu. Bahwa kita bisa berdaulat atas aset stategis bangsa ini yang mana sejalan dengan visi kenegaraan Presiden,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka