Selama lebih dari 20 tahun terakhir, industri executive search telah mengalami pergeseran dalam desain dan bagaimana mereka melayani klien. Industri ini juga harus mengikuti dinamika pasar yang telah merubah banyak industri dan praktek bisnis dijalankan. Hadirnya pemain besar seperti LinkedIn dan lainnya juga telah merubah secara fundamental cara executive search melakukan pencarian kandidat, dan tentunya perubahan ini mempunyai implikasi yang sangat besar bagi pencarian talenta sampai ke jenjang senior eksekutif.
Perubahan yang datang kali ini adalah dalam bentuk eksekutif interim yaitu eksekutif sementara yang merupakan sebuah generasi baru. Mereka ini adalah profesional yang memiliki profil, keahlian dan pengalaman khusus, digunakan untuk mengubah bisnis secara cepat atau memberikan solusi praktis di perusahaan sampai dengan eksekutif permanen dapat mengisi posisinya. Apa yang harus dipahami dari eksekutif interim ini?
Membantu kebutuhan internal.
Kunci sukses mengelola bisnis pada tingkat makro adalah kelincahan atau fleksibel. Hadirnya eksekutif interim ini membantu organisasi untuk memperoleh kemampuan menambahkan keahlian yang dibutuhkan secara cepat untuk merespon perubahan pasar yang sangat dinamis atau untuk memanfaatkan peluang-peluang khusus. Untuk perusahaan kelas menegah dan besar, hadirnya eksekutif interim ini juga memberi mereka kesempatan untuk bertindak luwes sebagaimana para pesaing mereka perusahaan start-up, yang mampu bergerak cepat untuk mengambil keuntungan dari inovasi.
Sebuah artikel dari majalah Forbes membahas perlunya kelincahan dalam lingkungan bisnis saat ini: “tujuh puluh persen dari perusahaan yang sepuluh tahun lalu berada di daftar Fortune 1000 sekarang telah punah – mereka tidak dapat beradaptasi dengan perubahan yang cepat”. Hari ini, setiap perusahaan harus dapat mengembangkan kelincahan organisasi. Artiya kelincahan bisnis sebagai sebuah kualitas yang memungkinkan suatu perusahaan untuk merangkul pasar dan melakukan perubahan operasional sebagai hal yang rutin.
Sementara perusahaan di semua industri juga menyadari nilai tambah lain yang dapat ditawarkan oleh eksekutif interim. Salah satu contohnya adalah dapat mengurangi kekhawatiran para pemangku kepentingan ketika senior eksekutif mengundurkan diri atau bahkan pindah ke kompetitor.
Munculnya eksekutif interim.
Menjelang akhir tahun 2000-an, perusahaan saat itu khawatir tentang dampak Y2K, dan konversi teknologi. Akibatnya, mendadak timbul kebutuhan yang mendesak dan meningkat tajam untuk mengisi posisi senior Information Techology. Saat itu adalah pertama kalinya eksekutif interim mulai dikenal untuk menyelesaikan suatu tugas yang ditargetkan khusus dalam periode tertentu.
Dari survei terbaru eksekutif memerlukan rata-rata sekitar 6,4 bulan untuk mencari pekerjaan baru. Pada saat yang sama, perusahaan juga memiliki rencana suksesi di tempat untuk mengisi manajemen senior. Berdasarkan laporan yang dibuat oleh Universitas Stanford dan Heidrick & Struggles mengatakan hanya 4 dari 10 perusahaan yang siap memiliki kandidat internal untuk posisi CEO dan Senior Executive. American Management Association juga melaporkan bahwa hanya 14% dari pelaku bisnis yang mengikuti survey menganggap mereka telah “siap” terus menghadapi kompetisi walaupun tiba-tiba kehilangan manajemen senior. Maka para eksekutif interim dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk dapat menemukan kandidat yang cocok baik dari internal maupun eksternal dengan tetap menjaga nilai tambah kepada para pelanggan mereka.
Konsep tradisional dari sebuah pekerjaan permanen sangat berbeda dengan peran eksekutif interim. Kinerja eksekutif interim diukur dan difokuskan pada satu hal: hasil. Mereka tidak terganggu oleh tugas-tugas lain yang sering datang dengan pekerjaan permanen di tingkat manapun.
Eksekutif interim yang bagus akan cepat berkontribusi.
Seorang eksekutif interim memiliki kemampuan khusus yang dibutuhkan untuk mengisi kekosongan kepemimpinan. Mereka dengan cepat menilai situasi saat bergabung dan menentukan apa yang harus mereka lakukan dan apa yang harus mereka capai. Mereka adalah para pembelajar yang cepat karena tidak memiliki kemewahan waktu. Eksekutif interim dapat membangun hubungan dengan cepat dan beradaptasi terutama dalam situasi tekanan tinggi – ini sebagai akibat langsung dari kecenderungan mereka untuk bergerak dari satu organisasi ke yang berikutnya.
Mantra dari pemimpin eksekutif interim adalah meninggalkan organisasi menjadi tempat yang lebih baik daripada ketika mereka datang, dan melakukan transisi tugas yang mulus untuk eksekutif pengganti berikutnya. Hal ini dapat membuat tim internal tetap dinamis, mampu menjaga momentum dan terus bergerak ke depan. Eksekutif interim yang baik juga memiliki tugas yang spesifik dengan rentang waktu penugasan antara 4 sampai dengan 9 bulan, walaupun kisaran ini tergantung pada ruang lingkup dan persyaratan yang dibutuhkan.
Ada tiga tahap untuk setiap tugas eksekutif interim.
1. Memasuki masa penugasan.
Fase ini biasanya melibatkan kedua pihak yaitu perusahaan dengan eksekutif interim bersama-sama melihat dan meneliti situasi yang dihadapi saat ini dalam rangka untuk mengembangkan rencana yang lebih detail untuk mencari solusi dan mengatasi isu tersebut.
2. Menjalankan peran.
Fase dimana eksekutif interim harus mengelola peran baru atau penugasan, menemukan solusi untuk isu-isu utama, dan melaporkan kemajuan kepada perusahaan. Selama fase ini, mereka akan menggali ke dalam perusahaan dengan memanfaatkan keahliannya untuk mencapai hasil yang cepat. Eksekutif interim akan langsung terhubung dengan banyak orang yang berbeda di dalam organisasi, dan kemudian memetakan jalan bagi output yang diinginkan dalam periode waktu yang terukur.
Setelah analisis situasi selesai dilakukan, perlu ada pemahaman bersama antara perusahaan dan eksekutif interim, seperti apa lingkup tugas dan tanggung jawab serta cakupan yang disepakati untuk penugasan ini. Dengan identifikasi tersebut eksekutif interim dapat mengambil tindakan cepat yang akan memiliki dampak besar tanpa membangun komitmen jangka panjang. Hal yang tidak kalah penting adalah dokumentasi dari eksekutif interim atas seluruh tugasnya untuk mempersiapkan serah terima yang baik di akhir masa penugasan. Tujuannya di sini adalah untuk memastikan proses transisi berjalan mulus dan eksekutif penerusnya bisa segera mulai bekerja.
3. Selesai penugasan.
Siklus hidup eksekutif interim meliputi, saat awal, melakukan penugasan, dan waktu keluar dengan strategi yang tepat. Harus disiapkan exit procedure yang jelas dari penugasan eksekutif interim, agar prosesnya dapat berjalan dengan efektif demi kelancaran transisi jelas dan stabilitas organisasi karena mereka bukanlah eksekutif permanen di perusahaan.
Ivan Taufiza
Pengamat SDM dan Executive coach
Penulis buku Membangun SDM Indonesia Emas
Artikel ini ditulis oleh: