Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bidang Kelautan dan Perikanan, Yugi Prayanto mengatakan eskpor produk perikanan Indonesia hingga tahun 2019 dapat mencapai USD9,54 miliar. Namun, menurutnya hal tersebut hanya dapat tercapai jika didukung oleh berbagai pihak, termasuk perbankan nasional.

“Dukungan pembiayaan kita harapkan dari perbankan nasional untuk meningkatkan dan memacu investasi, terutama bagi industri pengolahan yang berbasis proccesing,” ujar Yugi di Menara Kadin Jakarta, Senin (6/4).

Lebih lanjut dikatakan dia,  langkah strategis yang penting untuk dilakukan saat ini adalah membangun pusat pengolahan perikanan. Dan untuk membangun hal tersebut diperlukan adanya investasi di sektor perikanan.

“Untuk menumbuhkan investasi perlu adanya intensif pajak, bunga bank yang rendah, serta kemudahan perizinan usaha,” kata dia.

Yugi juga mengatakan pihaknya telah meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk terus mendukung penyaluran kredit ke sektor perikanan. Pasalnya, banyak subsektor perikanan yang memberikan prospek yang baik.

“Sangat disayangkan kalau dikembangkan tanpa bantuan kredit perbankan,” pungkasnya.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor hasil perikanan 2014 mencapai USD4,6 miliar, meningkat sekitar 9 persen dari 2013 yang sebesar USD4,2 miliar. Amerika Serikat (AS) sebagai negara tujuan ekspor perikanan Indonesia terbesar pada 2014 nilainya mencapai USD1,84 miliar, meningkat 27 persen dari tahun sebelumnya USD1,33 miliar

Untuk komoditas utama ekspor ke AS pada 2014 adalah udang dengan volume 107.424 ton senilai USD1,28 miliar, kepiting dan rajungan dengan volume 10.833 ton senilai USD277 juta, dan tuna dengan volume 22.000 ton dengan nilai sebesar USD128 juta.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka