Banda Aceh, Aktual.co — Eksportir di Aceh mengaku kesulitan memenuhi permintaan pembeli dari Malaysia. Pasalnya, stok komoditi pertanian dan perkebunan Aceh tak mencukupi untuk pangsa pasar ekspor. Padahal, negeri jiran itu sangat berminat membeli produk pertanian dari Aceh.
“Semalam pengusaha Malaysia telepon saya. Mereka minta 50 ton kemiri, kunyit, jahe, cengkeh dan kayu manis. Masalahnya, kita kewalahan (menyediakan) barang,” ujar Direktur PT Keluarga Mangat Sabe, Anwar Jafar kepada wartawan, Kamis (16/10).
Disebutkan kegiatan ekspor komoditi Aceh ke Malaysia lewat Pelabuhan Umum Krueng Geukueh Aceh Utara macet selama dua bulan terakhir lantaran tidak ada barang. Perusahaan milik Anwar melakukan ekspor lewat Pelabuhan Krueng Geukuh itu sejak penghujung Maret 2014.
“Kami sudah cari ke agen-agen pengumpul barang untuk ekspor, tapi memang tidak tersedia stoknya,” ungkap Anwar.
Agar bisa mengatasi kekurangan stok ekspor itu, sambung Anwar, pihaknya terpaksa turun tangan menanam sendiri kentang, kunyit, kemiri, cengkeh, dan komoditi lainnya. Dia berharap Dinas Pertanian Aceh dan kabupaten/kota membantu bibit unggul kepada masyarakat yang mau mengembangkan kunyit, kemiri, dan lainnya. Jika hal itu berjalan maksimal, Jafar optimis perekonomian masyarakat petani akan lebih baik ke depan.
“Jika semua pihak serius untuk ekspor, maka harus ada jaminan ketersediaan barang. Sehingga, kita bisa rutin ekspor ke Malaysia dan negara lainnya,” pungkas Anwar.
Artikel ini ditulis oleh: