Purwokerto, Aktual.com – Musim kemarau sejak awal Juni 2019 sudah datang ke Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dan menurut prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan akan mencapai puncak pada Agustus.
Semenjak kedatangan kemarau hujan jarang turun, membuat desa-desa di Banyumas mengalami krisis air bersih.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas menyatakan 22 desa di 12 kecamatan yang ada di Banyumas mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.
Kekeringan dan krisis air bersih antara lain terjadi di Desa Karanganyar, Kecamatan Patikraja; Desa Nusadadi, Karanggendang, Selandaka, Bogangin, dan Kuntil di Kecamatan Sumpiuh; Desa Kediri dan Tamansari di Kecamatan Karanglewas; Desa Banjarparakan dan Tipar di Kecamatan Rawalo; Desa Srowot di Kecamatan Kalibagor; serta Desa Pekuncen di Kecamatan Jatilawang.
Desa Karangtalun Kidul dan Kalitapen di Kecamatan Purwojati, Desa Jatisaba dan Panusupan di Kecamatan Cilongok, Desa Buniayu di Kecamatan Tambak, Desa Sawangan dan Karangsari di Kecamatan Kebasen, Desa Gancang dan Kedungurang di Kecamatan Gumelar, serta Desa Klinting di Kecamatan Somagede juga mengalami kekeringan dan kesulitan air bersih.
Warga desa yang menghadapi krisis air bersih jumlahnya makin hari makin banyak. “Laporan terakhir ada 6.544 keluarga atau 22.722 jiwa yang terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Ariono Poerwanto
Artikel ini ditulis oleh: