Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memberikan keterangan persnya usai memenuhi panggilan Bareskrim Polri ,di Jakarta, Senin (24/10/2016). Ahok mendatangi Bareskrim Polri untuk memberikan keterangan dan klarifikasi soal kasus dugaan penistaan agama kepada penyidik.

Jakarta, Aktual.com – Popularitas dan elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat terus menurun. Bahkan, dalam survei teranyar yang dirilis Lembaga Konsultan Politik Indonesia (LKPI), pasangan petahana tersebut merosot ke angka 24,6 persen.

Sementara, hasil survei dua calon penantang lainnya terus merangkak naik. Pasangan Agus-Sylvi memiliki nilai elektabilitaa tertinggi mencapai 27,6 persen. Sedangkan, paslon Anies-Sandi 25,9 persen.

“Peluang ketiga paslon sebetulnya sama kuat untuk memenangkan Pilkada DKI. Sampai detik ini semua calon punya kans yang sama,” ujar Direktur Eksekutif LKPI Dendi Susianto saat jumpa pers hasil survei, di Resto Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Senin (14/11).

Lebih lanjut, survei yang dilakukan kepada 1200 responden pemilih di DKI ini mayoritas mengakui kinerja calon incumbent. Namun belakangan, posisi Ahok-Djarot “terancam” isu yang mendera gubernur nonaktif itu dalam beberapa kasus. Seperti, kasus Rumah Sakit Sumber Waras, penggusuran Bukit Duri, Reklamasi dan dugaan Penistaan agama terkait Surat Al-Maidah 51.

“Sebetulnya masyarakat Jakarta mengapresiasi program kerja yang dilakukan petahana. Sebanyak 55,2 persen mengatakan bahwa Ahok Djarot baik. Tapi, publik tidak puas dengan kebijakan petahana. Utamanya, pernyataan Ahok di kepulauan Seribu yang menyinggung ummat islam,” jelas Dendi.

Dalam kasus tersebut, 82 persen masyarakat menyatakan bahwa Ahok salah. Sementara, 72 persen mayoritas warga DKI menganggap kebijakan Ahok terkait reklamasi juga salah.

“Permainan isunya Ahok blunder, kemudian diekspos jadi isu negatif,” tambah dia.

Kemudian, jika pemilih diklasifikasi berdasarkan agama dan suku. Pemilih beragama islam masih tersebar merata dimasing-masing kandidat. Pasangan Agus-Sylvi sebesar 28,5 persen, Anies-Sandi sebanyak 26,4 persen, dan pasangan Ahok-Djarot 22,2 persen.

“Sedangkan pemilih dari etnis Betawi cenderung memilih Agus-Sylvi. Ahok-Djarot dipilih pemilih Jawa,” pungkas Dendi.

Laporan: Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Nebby