Peneliti LSI Dewi Arum (kiri), Peneliti Senior LSI Adhie Alfaraby (kanan) menyampaikan rilis temuan survei terbaru LSI, yang mengangkat tema “Tamatkah Ahok? Surat Al Maidah dan Efek Elektoralnya” di kantor Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (10/11/2016). Berdasarkan hasil survei LSI, elektabilitas Ahok terus merosot hingga 24,6 persen arena tersandung kasus dugaan penistaan agama dan sebanyak 73,2 persen populasi Jakarta menyalahkan Ahok soal surat Al Maidah.

Jakarta, Aktual.com – Peneliti LSI Adjie Alfarabi mengungkapkan setidaknya ada empat alasan yang menyebabkan elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hiadayat kian jeblok.

Pertama, adalah efek dari surat Al-Maidah 51 yang berujung dugaan kasus penistaan agama. Dari data yang dihimpun LSI, diatas 85 persen pemilih DKI mengetahui kasus Ahok dan Al-Maidah 51.

“Diatas 70 persen menyatakan Ahok bersalah,” ujar Adjie saat jumpa pers di Graha Dua Rajawali, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (10/11).

Bahkan, di semua segmen gender baik laki-laki maupun perempuan menilai Ahok salah. Mayoritas masyarakat menilai Ahok telah menistakan agama.

“Diatas 60 persen minta Ahok diproses secara hukum.”

Kedua, elektabilitas Ahok kian melemah lantaran resistensi pemimpin beda agama semakin menguat. Ini fenomena muncul secara keras. “Ketidaksediaan dipimpin oleh pemimpin non muslim pada bulan Maret 40 persen, Oktober 55 persen, dan di bulan November kini resisten terhadap pemimpin beda agama mencapai 63,4 persen.”

Ketiga, karena tingkat kesukaan terhadap Ahok terus menurun. Saat ini tingkat ketidaksukaan kepada Ahok dibawah 50 persen. “Padahal Maret 71,3 persen masyarakat suka. Tapi November yang suka tinggal 48,3 persen.”

Alasan yang keempat yakni karena personality dan kebijakan Ahok selama memimpin Jakarta. Personal Ahok dipersepsikan arogan, kebijakan penggusuran dan reklamasi dianggap membela kepentingan pemodal.

“Ini sebabkan Ahok turun. Juga, adanya persepsi bahwa Jakarta tidak akan stabil jika Ahok kembali memimpin.”

Bila status hukum Ahok sebagai tersangka telah diputuskan Bareskrim Polri maka peluang Ahok melenggang bebas di Pilkada DKI pun akan semakin kecil. “Nah nanti, tergantung gerakan kompetitor pasangan Agus-Sylvi dan Anies-Sandi.”

Diketahui Lingkaran Survei Indonesia menyebutkan elektabilitas pasangan cagub-cawagub DKI Incumbent Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat terus mengalami penurunan hingga 6,8 persen.

Elektabilitas pasangan Ahok-Djarot pada bulan November 2016 saat ini sudah dibawah 30 persen, terjun bebas diangka 24,6 persen. Turun 6,8 persen dari survei yang sama di bulan Oktober 2016 yakni 31,4 persen. Dan merosot 34,7 persen jika dibanding survei bulan Maret 2016 diangka 59,3 persen.

Laporan: Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu