Semarang, Aktual.com – Para elite politik diminta menahan diri dan tak mengeluarkan statemen yang berpotensi menyinggung hingga menyakiti hati masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang mengaku melihat ramainya statemen tokoh politik akhir-akhir ini yang menyinggug soal suku, agama, ras dan bahasa.
Misalnya, Ganjar menyebut sosok anggota DPR RI, Arteria Dahlan yang menyinggung suku Sunda mengenai bahasanya.
“Tak hanya Arteria, eks kader PKS, Edy Mulyadi juga memunculkan pernyataan terkait ibu kota negara baru yang dinilai menyinggung dan menyakiti masyarakat Kalimantan,” jelasnya, di Semarang, Senin (24/1).
Statemen tokoh politik yang terkait suku, agama, ras, dan bahasa bisa memicu reaksi di tengah- tengah masyarakat.
Oleh karena itu, Ganjar mengajak saatnya semua bisa menahan diri dan memilih diksi- diksi lebih tepat. “Jika statemen- statemen itu berpotensi bisa menyakiti hati masyarakat, mbok ya jangan dikeluarkan,” ujar Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar berkata kritik otokritik itu seusatu yang menyehatkan jika disampaikan dengan tepat. Jika pilihan diksi dan intonasi yang tidak tepat justru bisa membuat penerimaan di masyarakat menjadi berbeda.
“Mari kita bicara yang baik- baik, kritik boleh, tapi kalau kemudian apa yang disampaikan itu ada potensi menyakiti hati, lebih baik jangan dikeluarkan,” tegasnya.
Di sisi lain, Ganjar juga meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi, serta mampu menahan diri dan menyelesaikan persoalan itu juga dengan cara bijak.
Penyampai pernyataan kontroversial itu lebih baik diundang dan memberi klarifikasi. Sehingga orang yang membuat pernyataan juga ‘gentle’, datang bertemu kelompok masyarakat.
“Jadi masyarakat jangan terprovokasi, hingga muncul berbagai reaksi,” tandas Ganjar.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu