Pemilik Saham Twitter Elon Musk

Jakarta, aktual.com – Elon Musk akhirnya menanggapi undangan dari Hamas untuk mengunjungi Gaza secara langsung dan melihat dampak serangan Israel. Namun, disayangkan, miliarder tersebut menolak untuk melaksanakan undangan tersebut.

“(Tampaknya), agak berbahaya saat ini,” katanya dalam sebuah komentar yang di-posting di media sosial X miliknya, dikutip dari Russia Today, Kamis (30/11).

“Tetapi saya yakin bahwa kesejahteraan Gaza dalam jangka panjang adalah hal yang baik bagi semua pihak,” tambahnya.

Pada hari Selasa sebelumnya, anggota politbiro Hamas bernama Osama Hamdan menyampaikan undangan kepada Elon Musk dengan antusias untuk mengunjungi Gaza. Tujuan utamanya adalah agar Musk dapat melihat secara langsung dampak kehancuran di wilayah tersebut.

Hamdan menyatakan harapannya bahwa Musk akan dapat memahami secara jelas bagaimana pembantaian terjadi terhadap warga Gaza dan berharap agar setelah kunjungannya, Musk dapat membentuk standar penilaian yang objektif dan kredibel.

“Kami mengundang beliau mengunjungi Gaza untuk melihat sejauh mana pembantaian dan penghancuran yang dilakukan terhadap rakyat Gaza, sesuai dengan standar objektivitas dan kredibilitas,” ujar Hamdan dikutip Al-Jazeera.

Undangan ini diajukan setelah Elon Musk mengunjungi kibbutz di Israel pada hari Senin untuk melihat dampak serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober lalu.

Saat itu, dalam percakapan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Musk menyatakan bahwa dia sangat terkejut melihat lokasi pembantaian dan menyatakan bahwa Israel, menurutnya, tidak memiliki pilihan selain untuk menghancurkan Hamas.

Netanyahu menjelaskan tindakan pemerintah Israel dan menggambarkan Hamas sebagai “kultus kematian” yang bersembunyi di antara warga sipil di Gaza. Musk, seperti dilaporkan, setuju dengan sebagian besar argumen yang disampaikan Netanyahu.

“Jika Anda menginginkan keamanan, perdamaian, dan kehidupan yang lebih baik bagi warga Gaza, maka Anda perlu menghancurkan Hamas. Pertama-tama Anda harus menyingkirkan rezim beracun seperti yang dilakukan di Jerman dan Jepang,” kata Netanyahu.

“Tidak ada pilihan lain,” jawab Musk.

“Anda perlu menerapkan ketegasan dan memberantas teroris dan mereka yang berniat membunuh, dan pada saat yang sama membantu mereka yang masih tersisa, seperti yang terjadi di Jerman dan Jepang,” tambahnya dimuat laman yang sama.

15.000 warga sipil di Gaza dilaporkan tewas akibat serangan Israel di wilayah tersebut, termasuk anak-anak dan wanita menjadi korban. Sementara itu, di Israel, 1.400 orang dilaporkan tewas akibat serangan yang dilancarkan oleh Hamas ke kibbutz.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain