Malang, Aktual.co — Mahalnya harga elpiji 12 Kg membuat warga Kota Malang, sedikit demi sedikit meninggalkan tabung besar menuju ke tabung 3Kg atau tabung melon.
Sejak harga melambung menjadi Rp134 ribu, penjualan gas elpiji 12 kilogram di Malang turun hingga 15 persen dari rata-rata penjualan 40 ribu tabung perhari.
“Konsumsi gas elpiji 12 kilogram turun sejak harganya naik,” kata Ketua Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswanamigas) Malang, Yusuf Hermana, Rabu (4/3) di Malang, Jawa Timur.
Konsumen, mulai migrasi beralih ke gas elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram. Terutama rumah makan, warung dan restoran beralih menggunakan gas elpiji bersubsidi. Alasannya sejumlah kebutuhan pokok naik, terutama beras. Sehingga pelaku usaha kuliner menyiasati dengan menggunakan gas elpiji bersubsidi. Namun, Hiswanamigas tak bisa melarang atas migrasi tersebut.
Sedangkan harga gas elpiji tiga kilogram meski naik namun tetap terjangkau. Harga gas elpiji di pangkalan semula seharga Rp 14 ribu naik menjadi Rp 16 ribu. Sedangkan konsumsinya rata-rata setiap hari mencapai 120 ribu tabung.
Dampak migrasi konsumen dari gas elpiji 12 kilogram ke gas elpiji bersubsidi tiga kilogram menyebabkan distribusi gas cepat berputar.
“Setelah agen menerima pasokan gas elpiji bersubsidi langsung habis dikirim ke pangkalan,” katanya.
Dari sebanyak 34 agen gas elpiji di Malang, seharusnya dibutuhkan simpanan sebanyak 10-15 persen. Tujuannya, sebagai persediaan jika kebutuhan atau konsumsi meningkat.
Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan Hiswanamigas meminta Pertamina menambah kuota gas elpiji tiga kilogram 10 persen dari kebutuhan.
Sementara juru bicara PT Pertamina Region Jawa Timur Bali, Heppy Wulansari mengatakan tak bisa menambah kuota gas elpiji bersubsidi. Karena gas elpiji tersebut bersubsidi, kuota ditetapkan pemerintah dan dibatasi.
“Persediaan gas elpiji masih memadai, meski terjadi migrasi namun tak signifikan,” ujarnya.
Selain itu, konsumsi gas elpiji 12 kilogram hanya enam persen dibandingkan tiga kilogram. Sehingga agen harus memahami kondisi tersebut. Jika dibutuhkan PT Pertamina akan melakukan operasi pasar.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka














