Jakarta, Aktual.com – Warga pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, untuk keperluan memasak sehari-hari menggunakan kayu bakar menyusul harga elpiji bersubsidi menembus Rp27.000.

“Kami sejak dua bulan terakhir terpaksa untuk keperluan memasak sehari-hari menggunakan kayu bakar,” kata Sukatma (45) warga Desa Sindangwangi, Kabupaten Lebak, Sabtu (21/10).

Selama ini, masyarakat keberatan membeli elpiji kemasan tiga kilogram menembus harga Rp27.000, bahkan terkadang terjadi kelangkaan. Masyarakat biasa membeli gas elpiji bersubsidi di warung pengecer, namun kini sangat terpukul harganya cenderung tinggi.

“Sebagian besar masyarakat terpaksa mencari kayu bakar maupun limbah kelapa sawit (brondo). Sebab, warga begitu mudah mendapatkan kayu bakar yang sudah mengering di kawasan hutan maupun ladang,” jelasnya.

Begitu juga brondo atau sisa kelapa sawit, yang tidak layak dijual melimpah di perkebunan milik PTPN VIII.

“Kami sangat terbantu kayu bakar itu karena tidak mampu membeli gas elpiji,” katanya.

Sarmin (45), warga Desa Sidomanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, mengatakan dirinya selama dua pekan terakhir ini terpaksa memasak menggunakan bahan bakar kayu.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka