Chicago, Aktual.com – Emas kembali melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 17/11 pagi WIB), setelah data penjualan ritel AS yang positif untuk Oktober memperkuat dolar, membuat logam lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya dan memicu aksi ambil untung untuk hari kedua berturut-turut.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, tergelincir 12,5 dolar AS atau 0,67 persen, menjadi 1.854,10 dolar AS per ounce. Di pasar spot, emas turun 0,60 persen menjadi 1.851,80 dolar AS per ounce pada pukul 18.41 GMT.
Sehari sebelumnya, Senin (15/11), emas berjangka melemah 1,9 dolar AS atau 0,1 persen menjadi 1.866,60 dolar AS per ounce, setelah terdongkrak 4,6 dolar AS atau 0,25 persen menjadi 1.868,50 dolar AS pada Jumat (12/11), dan melonjak 15,6 dolar AS atau 0,84 persen menjadi 1.863,90 dolar AS pada Kamis (11/11). Penjualan ritel di Amerika Serikat bulan lalu meningkat lebih besar dari yang diperkirakan, memberikan dorongan ekonomi pada awal kuartal keempat dan mengirim dolar ke level tertinggi 16 bulan.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Selasa (16/11) bahwa penjualan ritel AS naik 1,7 persen pada Oktober, mengalahkan ekspektasi pasar dan menunjukkan belanja konsumen Amerika tetap kuat.
Laporan menunjukkan konsumsi dapat menangani harga-harga tinggi dan tetap cukup kuat, yang positif untuk sentimen risiko, kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.
“Ini adalah pukulan penjualan ritel yang cukup kuat sehingga ada risiko yang meningkat terhadap prospek. Ini akan menjadi kerja keras dan kesabaran yang lebih tinggi (untuk emas), tetapi kami masih harus memiliki semua yang jelas untuk pergerakan menuju 1.900 dolar AS,” kata Moya.
Sementara itu, Federal Reserve pada hari yang sama melaporkan bahwa produksi industri AS naik 1,6 persen pada Oktober setelah jatuh 1,3 persen pada September, mengalahkan perkiraan pasar.
Emas telah bertambah lebih dari dua persen sejak Selasa lalu (9/11) setelah data menunjukkan harga-harga konsumen AS melonjak pada Oktober.
“Gagasan bahwa inflasi AS belum mencapai puncaknya akan mempertahankan tawaran beli emas dengan baik, selama The Fed tidak menyimpang dari pendekatannya yang sabar terhadap setiap kenaikan suku bunga,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.
Presiden Federal Reserve Richmond, Thomas Barkin mengatakan pada Senin (15/11) bahwa Fed tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga, tetapi bank sentral harus menunggu untuk mengukur apakah inflasi dan kekurangan tenaga kerja terbukti lebih bertahan lama.
Kenaikan suku bunga cenderung membebani emas, karena mendorong imbal hasil obligasi naik, meningkatkan peluang kerugian memegang logam tersebut yang tidak memberikan imbal hasil.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun 16,1 sen atau 0,64 persen, menjadi 24,944 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 22,4 dolar AS atau 2,04 persen, menjadi 1.074,5 dolar AS per ounce.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin