Jakarta, Aktual.com — Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir naik pada Jumat (21/8) waktu setempat (atau Sabtu pagi WIB), karena dolar AS melemah dan ekuitas lebih rendah.
Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 6,4 dolar AS, atau 0,55 persen, menjadi menetap di 1.159,60 dolar AS per ounce.
Untuk pekan ini, emas berjangka meningkat 4,21 persen, kenaikan mingguan terbesar sejak pekan yang berakhir 16 Januari tahun ini.
Emas mendapat dukungan ketika pasar ekuitas AS jatuh dan indeks dolar AS juga turun. Indeks dolar adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar melemah maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.
Penurunan di pasar ekuitas dan dolar yang lebih lemah dipengaruhi oleh petunjuk kuat bahwa bank sentral AS bahwa tingkat suku bunga Federal Reserve tidak akan dinaikkan pada September.
Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan tingkat pengembalian atau imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Selain itu, sebuah laporan yang dirilis oleh Markit pada Jumat menunjukkan bahwa pertumbuhan bulanan dalam sampel PMI manufaktur Markit berada pada posisi paling lambat sejak Oktober 2013, jauh lebih rendah dari perkiraan 52,9 untuk Agustus.
Perak untuk pengiriman September turun 21,6 sen, atau 1,39 persen, menjadi ditutup pada 15,301 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 7,8 dolar AS, atau 0,75 persen, menjadi ditutup pada 1.027,10 dolar AS per ounce.
Artikel ini ditulis oleh: