Jakarta, Aktual.com — “Virus Zika” kini sedang hangat dibicarakan oleh warga dunia. Hingga kini menjadi sebuah kekhawatiran masal di seluruh dunia. Pasalnya, menyebarnya virus tersebut eksplosif, dan diperkirakan akan ada sekitar empat juta orang terinfeksi selama beberapa tahun ke depan.

Pusat pengendalian dan Pencegahan penyakit telah mengatakan bahwa wabah di Amerika Serikat yang dibawa dari nyamuk telah menyebar di sebagian wilayah di wilayah Amerika Tengah dan Selatan. Di Brazil, virus telah dikaitkan dengan beberapa ribu kasus ‘mikrosefali’, cacat lahir langka yang menyebabkan penyusutan tengkorak dan juga otak bayi (balita).

Dijelaskan oleh dokter Arnold Monto, seorang Profesor Epidemiologi dari University of Michigan School of Public Health, yang karyanya berfokus pada penyebab dan pencegahan penyakit menular di negara-negara industri dan berkembang, bahwasanya “Virus Zika” diperkirakan telah mencapai Asia dari benua Afrika setidaknya 50 tahun yang lalu. Dan, ini menurut ia, bukan virus baru. Sudah dikenal selama 25 atau 30 tahun tapi tidak pernah benar-benar menyebar sejauh ini.

Kemungkinan virus inilah yang menyebabkan terjadinya lonjakan kasus ‘microcephaly’ sejak penyebaran pertamanya di negara Brasil. Padahal, ‘microcephaly’ merupakan kasus yang jarang terjadi sebelumnya.

Dan, juga memiliki banyak penyebab lain termasuk infeksi, janin dengan rubella (campak Jerman, red), ‘cytomegalovirus’ atau ‘toksoplasmosis’ (penyakit kucing-sampah, red), keracunan janin oleh alkohol, merkuri atau radiasi, serta kekurangan gizi yang parah bagi seorang ibu dan timbulnya penyakit diabetes.

Hal ini juga disebabkan oleh beberapa mutasi gen, termasuk ‘down syndrom’. Sampai saat ini, petugas kesehatan tidak terlalu memperhatikan “Virus Zika”. Virus ini menyebar di daerah yang sama dengan mewabahnya ‘dengue’ dan ‘chikungunya’. Bila dibandingkan dengan dua infeksi tersebut, “Virus Zika” biasanya lebih ringan

Direktur WHO . Margaret Chan mengatakan, kepada anggota Dewan Eksekutif Organisasi kesehatan dunia, bahwa “Kita perlu untuk mendapatkan jawaban cepat, tingkat kepedulian yang tinggi, lantaran tingkat ketidakpastian.”

Sebelumnya, “Zika” telah dipandang sebagai ancaman kecil sampai masuk ke situasi di mana ada kasus terbaru yang cukup memprihatinkan untuk mengenali situasi ‘microcephaly’ tersebut, yang belum diakui sebelumnya oleh WHO.

Artikel ini ditulis oleh: